REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI—Para petani diminta untuk tidak menjual semua hasil panennya. Hal ini untuk menjaga kestabilan harga gabah atau beras di pasaran.
‘’Jika semua hasil panen dijual, maka dikhawatirkan harga turun,’’ ujar Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan (DPPKP) Kota Sukabumi Kardina Karsoedi kepada wartawan Senin (7/3).
Oleh karenanya, para petani diminta untuk tidak secara serentak menjual hasil panennya.Diperkirakan, hasil panen raya akan berlangsung pada Maret atau April mendatang. Sehingga para petani tidak terlalu mengalami kerugian karena menjual harga gabah yang rendah.
Kardina menerangkan, para petani dapat menjual kembali gabahnya ketika harga di pasaran cukup bagus. Upaya ini dinilai akan menguntungkan bagi petani.
Ditambahkan Kardina, sebagian petani ada yang menjualna ke Bulog dan langsung ke pasaran. Saat ini harga pembelian pemerintah (HPP) masih sama dengan tahun sebelumnya. Harga beras misalnya masih Rp 7.300 per kilogram. Sementara harga gabah kering panen Rp 3.700 per kilogram dan gabah kering giling Rp 4.600 per kilogram.
‘’Masih bertahannya HPP menyebabkan petani menjual hasil panennya ke pasaran,’’ cetus dia.
Kasubbag Perencanaan Program DPPKP Kota Sukabumi, Sunaryo menambahkan, penurunan harga gabah di pasaran dikarenakan mulai banyaknya pasokan barang. ‘’Pada musim panen harga otomatis turun,’’ imbuh dia.
Semula, ungkap Sunaryo, harga gabah di pasaran mencapai Rp 5.800 per kilogram. Besaran harga jual ini di atas rata-rata karena kualitasnya cukup bagus.