Senin 07 Mar 2016 01:03 WIB

Sejarah Seni Badud dari Kampung Badud

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ilham
Kesenian Badud
Foto: Fuji E Permana/Republika
Kesenian Badud

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Kesenian badud lahir di sebuah dusun terpencil di Kabupaten Pangandara. Masyarakat di sana meyakini kesenian badud lahir pada tahun 1868 di Dusun Margajaya, Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Saat ini, Dusun Margajaya dikenal dengan sebutan Kampung Badud.

Seorang mantan Dalang Badud yang kini telah berusia 81 tahun, abah Karsodi menerangkan, kesenian badud awalnya hanya sebuah hiburan rakyat. Badud dimainkan saat ada warga yang mengelar acara syukuran. Seperti saat hajat syukuran pernikahan, sunatan, syukuran setelah panen dan sebelum menanam.

"Tapi, kesenian badud juga kerap di mainkan di hari-hari besar seperti memperingati hari kemerdekaan, tujuannya untuk hiburan rakyat semata," kata abah Karsodi kepada Republika.co.id.

Kini kesenian badud dari Kampung Badud sudah melanglang buana. Mereka pernah beberapa kali tampil di Jakarta, Bandung dan beberapa kota lainnya. Namun, kesenian badud ini semakin kurang diminati karena dianggap kalah menarik oleh kesenian dan jenis hiburan yang berbau moderen.

Kesenian badud membutuhkan 20 orang pemain dalam sekali pentas dan semua pemainya laki-laki. Diantaranya, ada empat pemain utama yang membawa alat musik badud (dogdog). Empat pemain utama ini tampil paling pertama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement