Ahad 06 Mar 2016 12:33 WIB

Sejak Awal 2016, Sudah 8 Tewas Akibat DBD di Bogor

Rep: C32/ Red: Achmad Syalaby
Sejumlah anak yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) dirawat dengan menggunakan velbed di ruangan cempaka yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak yang terkena virus Demam Berdarah Dengue (DBD) dirawat dengan menggunakan velbed di ruangan cempaka yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor mencatat semenjak awal 2016 pasien demam berdarah dangue (DBD) mulai meningkat. Meningkatnya pasien demam berdarah juga dibarengi dengan pasien DBD meninggal periode Januari hingga Februari 2016 dibandingkan tahun lalu.

 “Pasien meninggal karena DBD kalau tahun lalu periode Januari hingga Februari sebanyak enam orang tapi tahun ini bertambah,” kata Kasie Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinkes Kabupaten Bogor Intan Widayati kepada Republika.co.id, Ahad (6/3).

Intan menjelaskan pada Januari 2016 pasien meninggal karena DBD di Kabupaten Bogor sebanyak enam orang. Selanjutnya memasuki bulan kedua 2016 pasien DBD yang meninggal tercatat sebanyak dua orang.“Total pasien DBD yang sudah tercatat jadinya delapan orang yang sampai Februari 2016. Ini angkanya lebih besar dibandingkan dua bulan awal tahun lalu,” tutur Intan.

Meskipun angka meninggal dunia karena DBD meningkat pada periode Januari hingga Februari 2016, tapi jumlah kasus sedikit menurun. Pada Januari 2016 sebanyak 261 kasus DBD tercatat dan Februari berkurang menjadi 201 kasus. 

 Warga yang menderita DBD menurut catatan Dinkes tidak hanya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di wilayah kabupaten. Beberapa pasien DBD dari kabupaten juga banyak terdata dirawat di RSUD Kota Bogor.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement