Sabtu 05 Mar 2016 22:08 WIB

Cegah Kecelakaan Kapal, BPPT Kembangkan Navigasi Murah

Rep: Ratna Puspita/ Red: Achmad Syalaby
Petugas menjelaskan sistem navigasi penerbangan pada pameran Transportasi Indonesia 2015 di gedung Smesco, Jakarta, Rabu (16/9).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas menjelaskan sistem navigasi penerbangan pada pameran Transportasi Indonesia 2015 di gedung Smesco, Jakarta, Rabu (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berupaya mengembangkan teknologi navigasi modern dengan harga efisien untuk mencegah kecelakaan kapal. Teknologi navigasi sangat penting untuk mengetahui posisi kapal dengan akurat sehingga bantuan penyelamatan dapat segera dilakukan. 

Direktur Pusat Teknologi Elektronika (PTE) BPPT Yudi Purwantoro mengatakan teknologi navigasi sangat berperan dalam meminimalisir dampak maupun terjadinya kondisi bahaya yang dialami kapal laut. Namun, teknologi tersebut harganya mahal. 

"Banyak kapal kecil atau kapal lama yang tidak menggunakannya. Ini jumlahnya lebih banyak," kata dia melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Sabtu (5/3). 

Yudi menjelaskan BPPT sedang mengembangkan teknologi navigasi laut yang lebih murah sehingga lebih ekonomis bagi kapal-kapal kecil maupun kapal lama. Jika sudah dilengkapi teknologi ini maka kapal kecil dan kapal lama akan lebih mudah diketahui posisi dan identitasnya. 

Dengan demikian, kapal-kapal itu dapat dipantau dan dipandu dalam pelayaran. "Penting untuk menghindari area yang berbahaya, berkarang, maupun potensi tabrakan dengan kapal lain," kata Yudi. 

Selain itu, Yudi mengatakan teknologi navigasi berbiaya murah juga dapat membantu kapal nelayan untuk memberi panduan koordinat ke area yang banyak ikan. Teknologi ini juga dapat digunakan seperti mercusuar di tengah laut dengan dipasang pada Buoy di area yang berkarang. 

Teknologi ini juga dapat menjadi pagar "maya" bagi batas terluar wilayah Indonesia. "Mengidentifikasi kapal-kapal yang masuk wilayah perairan Indonesia tapi tidak melaporkan identitasnya," ujar Yudi.

Perekayasa PTE BPPT Ahmad mengatakan teknologi navigasi ini berbasis Automatic Identification System (AIS). Yaitu, mengintegrasikan fungsi pemancar (transmitter), penerima (receiver), interogasi (interogrator), dan penentu lokasi berbasis satelit (GPS), ke dalam sebuah bentuk alat yang berukuran kecil. 

Perekayasa PTE BPPT Wira menambahkan pada alat tersebut dapat juga diintegrasikan sebuah layar kecil untuk menampilkan informasi navigasi yang berguna bagi ABK dalam mencapai keselamatan pelayaran. "Jadi alat ini berpotensi membantu dunia pelayaran, perikanan dan keamanan wilayah Indonesia," kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement