Sabtu 05 Mar 2016 00:35 WIB

'Ahok Sebaiknya Gunakan Partai di Pilkada DKI 2017'

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ali Munhanif berpendapat sejauh ini tidak ada yang bisa menyaingi Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI Jakarta 2017. Terlebih, setelah pesaing terberatnya, Ridwan Kamil secara resmi menyatakan dirinya tidak akan maju di Pilkada DKI.

Pernyataan tersebut, kata Ali diperkuat oleh berbagai hasil survei yang menunjukan para pesaing Ahok hanya memperoleh suara sekitar dua hingga enam persen. "Meski pun pemilih yang belum memastikan pilihannya itu masih sekitar 40 persen, tapi Ahok mempunyai peluang yang sangat jauh lebih besar dibanding lawan-lawannya," kata Ali kepada Republika.co.id, Jumat (4/3).

Popularitas yang sama sekali sulit ditandingi calon-calon yang muncul, Ali mengatakan, membuat Ahok tampak arogan. Salah satunya adalah dengan cara mengambil jalan independen pada Pilkada DKI 2017.

Namun dia menyarankan Ahok untuk memikirkan ulang jalur independen yang ditempuhnya. "Saya kira harus dipikir ulang, karena sejelek-jeleknya dunia kepartaian kita, partai harus didorong untuk semakin tampil sebagai instrumen demokrasi yang paling nyata," ujar Ali.

Karena itu, Ali menyarankan agar Ahok bisa menggunakan partai untuk maju pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Walau pun partai tersebut hanya sebagai jembatan. Sementara Ahok, tetap tidak bisa dikendalikan oleh partai yang ditumpanginya.

"Sebaiknya Ahok sedapat mungkin mengambil partai. Tapi betul-betul menjaga bahwa dia tidak bisa dikendalikan oleh partai," kata Ali.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement