REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peningkatan pasien demam berdarah dangue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor masih tinggi.
Menurut Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Bogor dokter Edward, meskipun meningkat namun memasuki Maret distribusinya sudah mereda.
"Masih ada kenaikan pasien DBD, tapi situasi sudah mereda distribusinya. Kalau ad apasien kami sudah bisa dengan mudah jika ada yang perlu dirawat," kata Edward kepada Republika, Jumat (4/3).
Edward menjelaskan pada awal 2016 distribusi pasien DBD cukup tinggi sehingga penindakan masalah kamar juga lebih padat. Tapi, kata Edward, sekarang ini RSUD Kota Bogor rata-rata perharinya sudah mulai berkurang pada Maret 2016 dan masih bisa menampung.
Hanya saja hingga kini velbed masih terus digunakan oleh RSUD Bogor. "Kalau velbed kita masih gunakana ada sebanyak 14. Tapi tidak sampai di lorong, tetap di dalam ruangan pemakaiannya velbed nya," jelas Edward.
Dia melanjutkan, jika Maret ini sudah ada penurunan pasien DBD secara signifikan maka velbed tidak dipergunakan. Semenara itu, kata Edward, di ruang IGD tetap digunakan sebanyak tujuh velbed untuk mengantisipasi.
Edward memprediksi memasuki Maret 2016, tren DBD mulai menurun. "Trennya sudah mulai terlihat dan jauh ya menurunnya terutama warga Kabupaten Bogor," ungkap Aedwrd.
Dia menjelakasn pada januari 2016 pasien DBD dari Kabupaten Bogor lebih banyak dibandingkan kota. Sementara saat memasuki pertengahan Februari, pasien DBD dari Kabupaten Bogor menurun namun warga Kota Bogor naik.
"Nah Maret ini sekarang kota turun dan kabupaten juga nurun. Jadi trennya masuk Maret mulai turun," tutur Edward.
Diketahui pada Januari 2016 RSUD Kota Bogor menangani pasien DBD sebanyak 230 kasus. Smentara pada Februari 2016 mengalami peningkatan menjadi 254 orang yang mengalami DBD.