Jumat 04 Mar 2016 13:18 WIB

BNPB: Segera Perbaiki Alat Deteksi Gempa yang Rusak

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Angga Indrawan
Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan titik gempa yang melanda kepulaan Mentawai, Sumatra Barat di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (3/3).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan titik gempa yang melanda kepulaan Mentawai, Sumatra Barat di Kantor BNPB, Jakarta, Kamis (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala BNPB, Willem Rampangilei mengatakan pihaknya sudah memerintahkan BPBD untuk mengecek satu per satu alat deteksi dini gempa yang rusak. Willem mengatakan, ia mendapatkan laporan soal early warning system yang tidak berfungsi dengan baik. 

Ia mengaku sudah meminta BPBD untuk mengganti alat jika alat tersebut sudah rusak. "Dilaporkan ada beberapa early warning system berfungsi baik. Saya sdh minta dicek sau per satu," ujar Willem kepada Republika.co.id melalui pesan singkatnya, Jumat (4/3).

Willem mengatakan hingga kini pihaknya masih menunggu data berapa jumlah early sistyem warning yang rusak. Ia pun mengatakan, masih akan melakukan pengecekan dan perbaikan pada alat yang rusak. 

Sebelumnya, Sejumlah pengacara di Sumatra Barat mempertanyakan mitigas bencana serta kesiapan pemerintah pascagempa Mentawai, Rabu (2/3) malam. Ini berkaitan dengan kesimpangsiuran informasi tentang gempa.

"Info gempa yang awalnya dirilis berkekuatan 8,3 Skala Richter (SR), kemudian berubah menjadi 7,8 SR. Hal ini harus menjadi perhatian karena bukan persoalan yang sederhana," kata Mukti Ali Kusmayadi Putra, advokat dari Kantor Hukum Liberty, di Padang, Jumat (4/3).

Ia juga mempertanyakan sirine peringatan tsunami di daerah itu yang tidak berfungsi saat kejadian. "Sirine yang seharusnya berfungsi memberi peringatan dini tsunami bagi warga tidak berfungsi, tentu saja menimbulkan pertanyaan 'ada apa?'," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement