Jumat 04 Mar 2016 12:01 WIB

Buwas 'Curhat' Sulitnya Memberantas Narkoba di Indonesia

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso saat pemusnahan narkoba di Taman Sari, Jakarta, Jumat (26/2).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ketua Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso saat pemusnahan narkoba di Taman Sari, Jakarta, Jumat (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso "curhat" mengenai kondisi BNN yang kesulitan dalam memberantas narkoba. Curhat tersebut disampaikan kepada pimpinan MPR Zulkifli Hasan, mulai dari sulitnya koordinasi sampai minimnya fasilitas yang dimiliki BNN.

"Kita tidak bisa langsung berkoordinasi dengan menteri. Lalu, BNN sendiri belum memiliki gedung. Ini aset Polri, mudah-mudahan tahun ini bisa terealisasi bangunan ini," kata Buwas kepada pimpinan MPR, di kantor BNN, Jakarta, Jumat (4/3).

Menurut mantan kabareskrim tersebut, kekuatan personel yang dimiliki BNN hanya 4.600 di seluruh Indonesia. Padahal, idealnya paling tidak ada 74 ribu personel. Karena itu, Buwas mengakui kondisi itu sangat jauh dari kemampuan jumlah personel. 

"Kita masih kurang banyak (personel). Bagaimana BNN bisa jaga 125 juta manusia yang riskan terhadap narkoba. Kita berharap ada penambahan 1.360 orang setiap tahunnya," ujar Buwas. 

Belum lagi, lanjut dia, keterbatasan sarana dan prasarana serta teknologi yang dimiliki pun sudah ketinggalan zaman. Begitu juga, K9 atau anjing pelacak yang dimiliki masih terbatas karena harus impor dengan harga yang cukup mahal.

Menurut Buwas, pemberantasan hanya bermodal semangat dan militansilah yang tersisa. Karena, sarana dan prasarana tidak memadai. Dia mengatakan, andaikan memiliki teknologi yang memadai, akan banyak kasus narkoba yang terungkap.

Buwas  menjelaskan, kondisi geografis yang terbuka menyebabkan narkoba mudah masuk dan menyebar, terutama melalui jalur laut. Karena itu, jangan berharap pencegahan dan pemberantasan korupsi bisa berjalan maksimal dengan kondisi seperti ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement