REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah berharap masyarakat Sumatra Barat, terutama Kota Padang, untuk tetap tenang. Gempa dan peringatan tsunami sudah berahir dan warga pun diminta untuk kembali ke rumah masing-masing dengan tenang.
Mahyeldi melalui akun Twitter-nya, @WakoPadang, mengungkapkan, gempa kali ini bukan terjadi di zona subduksi, melainkan sesar geser. Zona subduksi merupakan zona yang terdapat pada batas antarlempeng yang bersifat konvergen (memusat). “Gempa terjadi bukan di daerah yang subduksi, tetapi sesar geser di mana terjadi tumbukan dua lempeng bukan patahan, makanya gempa terasa berayun,” kata Mahyeldi, Kamis (3/3).
Mahyeldi juga memperingatkan masyarakat untuk tidak terpancing dengan isu yang belum tentu benar. Masyarakat hanya perlu tenang dan berdoa atas kejadian ini.
Sejauh ini, kata Mahyeldi, Padang telah memiliki 73 shelter. Shelter ini berada di sepanjang area rawan tsunami yang bisa menjadi lokasi evakuasi. Untuk itu, dia meminta masyarakat agar tidak berpergian jauh dengan kendaraan.
Selain itu, Mahyeldi menerangkan, Padang juga memiliki sebanyak 45 sirene. Sirene ini sudah tiga kali berbunyi usai gempa terjadi. "Namun, hingga kini Mentawai aman dan tidak terjadi tsunami," ujar Mahyeldi.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 8,3 pada skala Richter menguncang wilayah Kepulauan Mentawai pada Rabu (2/3), sekitar pukul 19.49 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Zulfiatno menyatakan, informasi pernyataan tsunami di Mentawai, Sumatra Barat (Sumbar), telah dinyatakan berakhir oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada pukul 22.38.48 WIB. Untuk itu, masyarakat pun diminta kembali ke rumah masing-masing. “Dengan tertib dan teratur,” ujar Zulfiatno melalui keterangan persnya, Rabu (2/3).
Baca juga: Warga Panik karena Ancaman Tsunami Menyebar di Media Sosial