Rabu 02 Mar 2016 15:17 WIB

Ratusan Korban Bencana di Garut Ketakutan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ilham
Jalan rusak akibat pergerakan tanah (ilustrasi).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Jalan rusak akibat pergerakan tanah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Sebanyak 895 warga korban bencana alam di Dusun Ciawi dan Lengkong, Desa Sindangsari, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut sangat berharap direlokasi. Mereka takut bencana akan memakan korban jiwa karena tidak ada perlindungan.

"Yang dikhawatirkan masyarakat bukan rumah, tapi keselamatan jiwanya, tiba-tiba kalau hujan deras bagaimana kalau longsor itu yang dikhawatirkan keselamatan jiwa, warga intinya mau direlokasi," kata Kepala Desa Sindangsari, Agus Susanto kepada Republika.co.id, Rabu (2/3).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga sudah menyarankan warga direlokasi atau merekayasa sumber air untuk mengurangi risiko dampak bencana pergerakan tanah.

Sampai saat ini, warga Dusun Ciawi dan Lengkong masih menunggu rekomendasi dari Bupati Kabupaten Garut. Apakah warga yang terkena dampak dan terancam bencana akan direlokasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut atau tidak.

Agus mengatakan, hasil penelitian PVMBG sudah ada, tapi rekomendasi dari bupati belum ada. Meski begitu, ia belum membaca dan menerima hasil penelitian PVMBG di lokasi terjadinya bencana pergerakan tanah tersebut.

Berdasaran informasi yang diterimanya, kalau warga ingin tetap tinggal di Dusun Ciawi dan Lengkong, maka lahan pesawahannya harus diubah dan ditanami pohon. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi air yang teresap ke dalam tanah.

Agus mengungkapkan, sampai saat ini, ia besama ratusan masyarakat lainnya masih menunggu tindakan Pemkab Garut dalam menangani masalah bencana alam. Menurutnya, meski rumah yang rusak sudah dibetulkan kembali, banyak warga yang tidak mau kembali menempati rumahnya. Banyak masyarakat yang ingin direlokasi karena khawatir akan keselamatan nyawa mereka.

"Saya masih menunggu rekomendasi dari bupati, warga maunya direlokasi meskipun rumahnya akan diperbaiki warga masyarakat enggak mau tinggal di sana," kata Agus.

Berdasarkan catatan kepala desa, ada 315 orang dari 91 kepala keluarga (KK) yang diungsikan karena bencana pergerakan tanah pada Jumat (19/2), pekan lalu. Meski tidak semua rumah warga yang ada di Dusun Ciawi dan Lengkong rusak, tapi wilayah tersebut merupakan area rawan bencana.

Agus mengungkapkan, jika Pemkab Garut tidak punya dana yang memadai, minimal pemerintah merelokasi warga yang rumahnya rusak. Sebab, masalah ini menyangkut keselamatan nyawa masyarakat.

Sementara, Ketua RW 4 Desa Sindangsari, Pendi menambahkan, saat ini warga yang rumahnya rusak tinggal di tenda pengungsian dan tetangganya. Warga yang tinggal di tenda pengungsian pun tengah menunggu keputusan Pemkab Garut dalam menanggulangi masalah bencana yang menimpa mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement