REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polarisasi pilihan masyarakat dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang diperkirakan tajam menyusul keputusan Ridwan Kamil yang tak akan maju dalam pertarungan DKI 1. Pengamat politik Universitas Nasional Mohammad Hailuki mengatakan konstelasi pendukung para calon gubernur diperkirakan hanya akan ada dua, mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) atau tidak mendukung, mirip seperti yang terjadi pada pilpres 2014 lalu.
"Dengan tidak adanya Ridwan Kamil, maka sosok yang tersedia hanya Ahok dan non-Ahok. Karena sosok Ridwan Kamil diprediksi akan memecah kekuatan dan mencegah polarisasi tajam," kata Luki.
Ia menjelaskan Ridwan Kamil dianggap bisa mewakili beberapa golongan sekaligus yaitu nasionalis, santri modernis dan kaum urban. Sementara Ahok mewakili kelompok nasionalis maka kekuatan partai nasionalis akan cenderung merapat seperi PDIP, Hanura dan Nasdem.
"Kompetitor Ahok akan memposisikan diri sebagai representasi kelompok santri modernis. Partai-partai berbasis santri akan melakukan konsolidasi untuk berkoalisi dengan partai nasional religius seperti Demokrat dan Gerindra," katanya.
Luki menambahkan khusus untuk PKB yang memiliki kekhasan Islam Tradisional berpeluang merapat mendukung Ahok. Sedangkan Golkar dan PPP masih dirundung persoalan internal.
"Akibatnya, sangat mungkin Pilgub DKI 2017 hanya diikuti oleh dua pasang calon kandidat antara nasionalis melawan santri modernis," katanya.
Luki menegaskan, meski survei Ahok menunjukkan elektabilitas tinggi, tapi jika tidak hati-hati keadaan bisa berbalik. Jika bertarung Head to Head, maka posisi Ahok tergantung citra penantangnya. Jika penantang Ahok adalah sosok protagonis maka Ahok akan menjadi antagonis, kondisi ini akan mempengaruhi persepsi pemilih terhadap Ahok. Sebaliknya, jika penantang Ahok adalah sosok antagonis maka Ahok berada di posisi protagonis, dengan kondisi ini diprediksi Ahok akan memenangkan pertarungan.
"Maka menarik untuk dinanti sosok seperti apa yang akan diusung oleh kekuatan parpol berbasis santri modernis dan nasionalis religius. Apapun itu kita harapkan Pilgub DKI dapat berlangsung secara jujur, bersih, aman dan damai," kata Luki.