REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bio Farma (Persero), sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang memproduksi vaksin dan sera, sudah memasok duapertiga kebutuhan vaksin polio di dunia.
"Kami bersyukur Bio Farma sampai sejauh ini sudah memasok duapertiga kebutuhan vaksin polio dunia, termasuk negara-negara Islam," kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma M Rahman Rustan kepada pers di Jakarta, Senin.
Rahman menjelaskan Bio Farma mendukung penuh usaha Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk memberantas penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak-anak.
Kini WHO dalam upayanya untuk menyatakan dunia bebas polio masih harus menunggu dua negara di wilayah Asia, yakni Afghanistan dan Pakistan untuk bebas dari serangan virus liar polio.
"Menurut WHO, sampai dengan tahun 2015 ratusan anak Afghanistan dan Pakistan masih terserang virus polio liar," katanya.
Rahman Rustan mengemukakan Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan kembali akan menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio pada 8 sampai 15 Maret 2016.
PIN yang akan digelar serentak itu ditargetkan untuk bayi usia 0 - 59 bulan dengan tujuan memastikan bahwa seluruh anak Indonesia telah memiliki tingkat kekebalan tinggi terhadap penyakit polio dan mengurangi risiko penyebaran virus polio dari negara lain.
Dalam upaya mendukung program PIN 2016, menurut Rahman, Bio Farma sudah memasok sebanyak 1,4 juta vial vaksin polio 20 dosis melalui Kementerian Kesehatan yang selanjutnya didistribusikan melalui Dinas Kesehatan seluruh Indonesia.
"Selain kegiatan pencanangan secara nasional, kami pun menyediakan vaksinasi secara gratis untuk seribu balita, bertempat di Gedung Serba Guna Bio Farma di Bandung pada 8 Maret atas kerja sama dengan Dinkes Provinsi Jawa Barat," kata Rahman.
PIN Polio merupakan bagian dari rencana aksi vaksin global tahun 2020 dengan tujuan mencapai dunia bebas polio, mencapai target eliminasi regional dan global serta mencapai target cakupan imunisasi regional, nasional, dan individu.
"Indonesia sudah dinyatakan bebas polio sejak 27 Maret 2014. Ini berarti sudah tidak ada lagi anak usia dibawah lima tahun yang terserang polio sejak 2006," kata Rahman.
Ia juga menyambut gembira bahwa pada 23 Januari 2016 Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa halal terhadap proses dan kegiatan imunisasi untuk balita atau anak-anak.