Senin 29 Feb 2016 10:12 WIB

Waspada DBD, Hati-Hati Rendaman Air Batu Akik

Rep: C32/ Red: Winda Destiana Putri
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor masih menyatakan waspada demam berdarah dengue (DBD) meskipun sudah mulai menurun.

Kewaspadaan termasuk juga kebersihan di berbagai tempat yang ada di lingkungan.

 

"Di Kelurahan Gunung Batu termasuk banyak juga endemis, saya pernah menemukan pancuran air di taman banyak jentiknya," kata Kepala Dinkes Kota Bogor Rubaeah, Senin (29/2).

 

Siti menjelaskan, kebersihan tak hanya di bak air di dalam rumah saja namun benda lain yang terkadang luput diperhatikan. Siti tidak sengaja pernah melihat banyak jentik nyamuk di hiasan taman pancuran air mancur yang dijual dan di rumah- rumah warga.

 

"Selain air pancuran, rendaman batu akik juga perlu di waspadai. Itu saya pernah menemukan di dalam rendaman malah banyak jentik nyamuknya," tutur Siti.

 

Siti menganjurkan warga yang mempunyai air mancur kecil di pekarangan rumah dan penggemar batu akit harus teratur mengganti airnya. Menurutnya, yang paling optimal harus mengganti air tersebut selama seminggu sekali.

Hal itu, kata dia, bisa membasmi jentik nyamuk Aedes aegypti karena senang berkembang di air bersih. "Itu untuk proteksi diri kalau bisa ada jumantik mandiri di setiap satu keluarga yang bisa melakukan PSN seminggu sekali. Kalau malas membersihkan bak bisa menggunakan abate," ungkap Siti.

 

Diketahui kecamatan paling banyak warga menderita DBD ada di Tanah Sereal dan Bogor Utara sebanyak 76 orang. Hanya saja, kata Siti, untuk wilayah Tanah Sereal masih kembali diperiksa karena sempat ada laporan kesalahan memasukan data kecamatan atau Kelurahan Tanah Sereal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement