Jumat 26 Feb 2016 19:43 WIB

BPBD: Terpantau 10 Titik Panas di Kalimantan Timur

Titik panas kebakaran hutan di Sumatra
Foto: ANTARA
Titik panas kebakaran hutan di Sumatra

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur Wahyu Widhi Heranata menyatakan, pada Jumat terpantau 10 "hotspot" atau titik panas yang tersebar di tiga kabupaten di daerah itu.

"Berdasarkan citra Satelit NOAA-18, hari ini (Jumat) terdeteksi ada 10 titik panas yang tersebar di tiga kabupaten," ujar Wahyu Widhi Heranata, dihubungi di Samarinda, Jumat.

Ke-10 titik panas tersebut kata Wahyu Widhi Heranata, enam titik panas terdeteksi di wilayah Kabupaten Kutai Timur, tiga di Kabupaten Kutai Kartanegara serta satu titik panas terpantau di Kabupaten Berau.

Pada Kamis (25/2) lanjut Wahyu Widhi Heranata, citra Satelit Terra Aqua mendeteksi enam titik panas di wilayah Kabupaten Kutai Timur dan citra Satelit NOAA-18, mendeteksi masing-masing satu titik panas di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Barat.

Sementara pada Rabu tambahnya, citra Satelit Terra dan Aqua mendeteksi satu titik panas di wilayah Kabupaten Berau.

Sebelumnya, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Temindung Samarinda Sutrisno menyatakan, walapun sudah memasuki musim penghujan, namun sebagian wilayah Kaltim masih belum turun hujan.

"Wilayah Kalimantan Timur masih terdampak gejala el-nino sehingga kawasan tersebut belum dilanda hujan, seperti wilayah lainnya di Indonesia," ujar Sutrisno.

Dari pantauan BMKG, kata Sutrisno, hujan yang belum merata itu disebabkan dampak el-nino dari kondisi kuat menuju moderat atau mulai menurun.

"Diprediksi pada April hingga Mei 2016, kondisi el-nino akan semakin lemah sampai menjadi netral," katanya.

Ia menambahkan belum turunnya hujan di sebagian wilayah Kaltim, khususnya Kota Samarinda, akibat angin baratan baru sampai di wilayah Sumatera, Kalimantan Barat serta Kalimantan Tengah.

Angin Monsun Asia atau angin yang berhembus secara periodik minimal tiga bulan dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan, saat ini ditandai dengan angin baratan di Indonesia wilayah selatan sudah dominan.

"Sehingga kawasan Pulau Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara Timur serta Pulau Sumatera sudah mulai diguyur hujan. Sementara di wilayah Kaltim masih kuat angin timuran, sehingga curah hujan belum normal," papar Sutrisno.

BMKG memprediksi dalam beberapa dasarian ke depan, angin baratan akan semakin menguat, sementara angin timuran semakin melemah sehingga dalam beberapa hari ke depan, wilayah Kaltim akan mulai diguyur hujan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement