REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Direktur Transportasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihartono mengatakan evaluasi terkait proyek tol laut, baru akan dirilis pada tahun 2017.
"Tahun depan kita rilis seberapa besar suksesnya tol laut. Kita lihat indikatornya mulai dari biaya logistik, disparitas harga, dan sebagainya. Nanti kita lihat efeknya terhadap pengembangan wilayahnya," ujar Bambang saat berbincang dengan wartawan di Kantor Pusat Bappenas, Jakarta, Jumat.
Bambang menuturkan, saat ini Bappenas tengah mengevaluasi dan mengukur keberhasilan proyek tol laut tersebut. Kali ini, Bappenas akan dibantu oleh Badan Kerja sama Pembangunan Jerman atau GIZ.
"Bagaimana sistem logistik kita dengan adanya transportasi laut yang kita bilang handal ini, dengan adanya tol laut, short sea shipping dan pelayaran rakyat," kata Bambang.
Ia menambahkan, dengan terus berjalannya proyek tol laut dengan optimal, maka biaya logistik otomatis juga akan menurun.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, pemerintah menargetkan penurunan biaya logistik dari 26 persen menjadi 19,2 persen, atau berkurang 6,8 persen.
Penurunan biaya logistik diharapkan datang dari laut sebesar 3,8 persen dan dari darat sebesar 3 persen.
"(Dengan tol laut ini) setidaknya 4 persen sudah teratasi, sesuai dengan target RPJMN," kata Bambang.
Pada 2015, tiga trayek tol laut telah dioperasikan, yakni Kode Trayek T - 1 : Tanjung Perak - Tual - Fak fak - Kaimana - Timika - Kaimana - Fak fak - Tual - Tanjung Perak. (Dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga III - 32).
Kedua, Kode Trayek T - 4 : Tanjung Priok - Biak - Serui - Nabire -Wasior - Manokwari - Wasior- Nabire - Serui - Biak - Tanjung Priok. (Dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga Ill - 22).
Ketiga, Kode Trayek T -6 : Tanjung Priok - Kijang - Natuna - Kijang - Tanjung Priok (Dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga III - 4).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
