Jumat 26 Feb 2016 18:02 WIB

Sumatra Utara Miliki Sejarah dengan PDIP

 Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan perspektif kesejarahan, Sumatra Utara (Sumut) memiliki nilai tersendiri bagi PDI Perjuangan. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menceritakan bagaimana kisah pahit dan perjuangan Bung Karno pernah diasingkan di Berastagi dan di Parapat.

"Berdasarkan dokumen sejarah, Sumut menjadi benteng hidup bagi Bung Karno dan tokoh nasional lainnya," ujar Hasto saat sambutan di Rapat Kerja Daerah (Rakerda) DPD PDIP Sumut, dalam siaran pers, Jumat (26/2). Hasto juga meminta agar 14 kepala daerah PDIP di Sumut untuk menjaga spirit kerjasama antarkepala daerah.

Berlandaskan perspektif kesejarahan tersebut dan ditambah dengan hasil pilkada serentak akhir tahun lalu, Hasto berharap Sumu bisa menjadi pilar bagi PDIP. Dia berharap, pada 2018, Sumut kembali ke pangkuan PDIP.

"Itulah mengapa Bu Mega berharap kepada pemerintah pusat untuk menjadikan seluruh bagian kabupaten yang bersinggungan langsung dengan Danau Toba menjadi geopark, pusat penelitian dunia. Ternyata Presiden (Jokowi) merespons harapan itu dan sekarang sudah ada Otorita Danau Toba," jelas Hasto.

Ketua DPP PDIP Trimedya Panjaitan yang juga anggota DPR dari daerah pemilihan Sumut II menambahkan memang prestasi besar bagi PDIP atas hasil pilkada serentak lalu. "Tapi seluruh kader PDIP harus diingatkan untuk tidak terlena. Mempertahankan kemenangan lebih sulit. Tahun depan akan ada dua pilkada di Tebing Tinggi dan Tapanuli Tengah," kata Trimedya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement