Kamis 25 Feb 2016 22:44 WIB

Reaktifikasi Kereta Bandung-Ciwidey Butuh Kajian Mendalam

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Hazliansyah
Ilustrasi rel kereta api.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi rel kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wacana mereaktifikasi jalur kereta api Bandung-Ciwidey dinilai masih perlu pengkajian yang mendalam. Sebab, pengoperasian ini akan menemukan banyak persoalan.

Asisten Daerah II Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bandung, Marlan, menuturkan, banyak hal yang perlu dilakukan agar jalur trase tersebut bisa digunakan kembali.

"Misalnya, penyesuaian Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW), terutama dengan pembangunan stasiun kereta cepat yang di Tegalluar itu," tutur dia, Kamis (25/2).

Selain itu, feasibility study (studi kelayakan) untuk pengaktifan kembali jalur kereta tersebut juga belum dibuat. Studi ini harus dibuat terlebih dulu untuk memastikan kelayakan jalur tersebut.

Marlan menjelaskan, pengoperasian kembali jalur kereta Bandung-Ciwidey ini diwacanakan menggunakan konsep kereta Light Rail Transit (LRT). "Jadi tidak seperti biasanya," ujar dia.

Dalam rencana pengoperasian kereta ini, kata Marlan, pengembang hanya menyediakan infrastruktur. Sedangkan pemkab Bandung membebaskan lahan pemukiman yang dibangun di atas jalur rel tersebut.

Namun pihaknya juga meminta PT Kereta Cepat Indonesia (KAI) untuk turut membebaskan lahan tersebut. Terlebih, lahan tersebut milik PT KAI.

"Masih banyak yang perlu dikaji," tutur dia.

Saat ini, lanjut Marlan, pemkab Bandung masih terus melakukan pembahasan terkait penggunaan konsep LRT dalam jalur kereta Bandung-Ciwidey.

"Masih rapat terus soal LRT-nya ini," kata dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement