Kamis 25 Feb 2016 18:14 WIB

Kakak Beradik Meninggal Akibat DBD

Rep: C38/ Red: Achmad Syalaby
Pasien demam berdarah, ilustrasi
Foto: Republika
Pasien demam berdarah, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bekasi kembali memakan korban jiwa. Dua orang kakak beradik warga Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang meninggal dunia akibat DBD pada Kamis (25/2) dini hari tadi. 

Kedua kakak beradik ini bernama Sipa (6 tahun) dan Muhammad Rouf (4). Kedua bocah ini merupakan putra pasangan suami istri Soleh dan Arsah, warga Kampung Sumur Batu RT 01 RW 05, Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi. 

Menurut keterangan paman korban, Fikay Choerudin, keponakannya menderita DBD sejak sepekan lalu. Sipa dan Rouf dibawa ke RS Juwita Bekasi Timur pada Kamis (18/2). "Sipa kemudian dirawat di sana, sedangkan adiknya sama dokter disuruh bawa pulang," kata Fikay, kepada Republika.co.id, Kamis (25/2).

Setelah mendapat perawatan selama sepekan, kondisi Sipa tak kunjung membaik. Sang adik yang dirawat di rumah meninggal terlebih dahulu. Bocah berumur empat tahun ini meninggal pada Kamis (25/2) pukul 02.00 dini hari. Selang tiga jam kemudian, Sipa menyusul pada pukul 05.00. Keduanya dimakamkan kurang lebih pukul 10.00 siang tadi.

Fikay mengungkapkan, kasus DBD sudah banyak berjatuhan di Kelurahan Sumurbatu. Akan tetapi, menurut dia, sampai saat ini RW-nya belum tersentuh oleh petugas kesehatan. Lingkungan rumah korban terbilang masih berada di kampung. Kedua korban ini merupakan kakak adik dari lima saudara. Ayah korban bekerja sebagai buruh bangunan, sementara sang ibu sehari-harinya sebagai ibu rumah tangga. 

"Banyak orang di sini yang belum paham gejala-gejala DBD," tutur Fikay. Bagi sebagian warga, gejala tersebut hanya dipandang demam biasa. Padahal, Fikay memahami bahwa anak-anak justru lebih rentan terkena DBD. Ia mengaku, petugas kesehatan belum ada yang datang memberikan penyuluhan terkait gejala-gejala penyakit tersebut.

Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Reni Amalia, saat dikonfirmasi Republika.co.id mengaku belum mendapat laporan jatuhnya korban jiwa tersebut. Data Dinas Kesehatan Kota Bekasi mencatat, kasus pasien meninggal akibat DBD baru berjumlah 8 orang. Sementara, jumlah kasus DBD per 25 Februari 2016 tercatat 481 kasus, dengan rincian Januari 204 kasus dan Februari 277 kasus.  

"Kebanyakan pasien DBD yang meninggal kemarin disebabkan oleh penyakit penyerta. Tidak murni DBD," kata Reni. Ada orang dewasa yang sudah mengidap penyakit jantung, sakit pernafasan, atau batuk flu, kemudian terserang DBD. Kasus lain, pasien terkena DBD dan penyakit penyerta lain secara bersamaan. 

Reni menambahkan, banyak juga pasien DBD tercatat yang tidak berasal dari Bekasi, melainkan daerah-daerah sekitar. Untuk mengantisipasi kasus-kasus serupa, pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan puskesmas, camat dan lurah setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement