Kamis 25 Feb 2016 15:50 WIB

Soal Kereta Cepat, Jonan: Masih Jauh

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ani Nursalikah
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/2).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menilai proses pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung masih cukup panjang lantaran dari total trase tahap I sepanjang 142 kilometer (km), baru lima km yang diajukan.

Sepanjang lima km tersebut tepatnya pada KM 95 sampai KM 100.

Jonan mempertanyakan mengapa KM 95 sampai KM 100 yang diajukan terlebih dahulu. Alasannya, area yang berada di perkebunan Walini itu terdapat tiga jembatan dan satu buah terowongan yang memerlukan evaluasi mendalam dan memakan waktu cukup lama.

"Kalau mau mulai bangun lima km yang mudah saja, misal Tegalluar atau Halim, mungkin pengadaan tanahnya belum selesai. Kebetulan yang sudah diajukan lima km ini tidak bisa sederhana (karena ada) tiga jembatan dan satu terowongan," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR mengenai pembahasan pelaksanaan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Kamis (25/2).

Kemudian, Jonan juga meminta KCIC berkoordinasi dengan BMKG mengenai analisa gempa agar pihaknya segera bisa melakukan evaluasi. Meski ada beberapa titik dengan catatan rawan gempa, Jonan menilai hal tersebut bukan tidak mungkin dilakukan.

"Bisa (dilakukan), hanya tinggal investasi mau sebesar apa, ini yang harus diperhitungkan," ujarnya.

Kemenhub merekomendasikan perlunya kajian seismologi teknik yang komprehensif. Untuk mendukung keselamatan penumpang juga perlu dilengkapi dengan sistem peringatan dini.

"Izin pembangunan ini evaluasi teknis kalau nggak bisa dipenuhi (belum bisa diberikan), masih jauh, prasarana saja belum, masih panjang," ucapnya.

Soal konstruksi rel kereta cepat sepanjang 142 km, ia katakan sebanyak 73 km dibangun dengan elevated atau jalur layang, terowongan sepanjang 16 km, dan sisanya air grade atau di atas tanah.

Baca juga:

IMF Peringatkan Ekonomi Dunia Sangat Rentan

Ingat! Tidak Punya NPWP Bisa Dipidana

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement