Rabu 24 Feb 2016 19:46 WIB

Penderita Kanker di Bogor Terdata 165 Orang

Rep: C32/ Red: Yudha Manggala P Putra
Aktivis yang tergabung dalam Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) melakukan aksi peduli kanker di Monumen Mandala Makassa, Sulawesi Selatan, Senin (15/2).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Aktivis yang tergabung dalam Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) melakukan aksi peduli kanker di Monumen Mandala Makassa, Sulawesi Selatan, Senin (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR –- Memperingati Hari Kanker Sedunia 2016, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjuk Kota Bogor sebagai tempat berlangsungnya puncak acara. Bertepatan dengan hal tersebut Kota Bogor juga ternyata cukup banyak mendata warganya yang menderita kanker.

 

“Jantung masih menjadi penyakit berbahaya pertama yang menyebabkan kematian namun kanker sudah mulai menjadi tren. Selama 2015, warga di Kota Bogor ada 162 orang menderita kanker,” kata Walikota Bima Arya saat menghadiri peringatan tersebut di Kantor Dinas Kesehatan Kota Bogor, Rabu (24/2).

 

Bima menambahkan, dari total tersebut paling banyak kanker yang diterita oleh perempuan. Sebanyak 82 orang menderita kanker payudara dan tujuh orang lagi kanker leher rahim. Sementara itu, lanjut Bima, sisanya menderita beragam penyakit kanker lainnya.

 

Dengan cukup banyak warga Kota Bogor yang terdata, Bima berharap masyarakatnya lebih peduli lagi terhadap penyakit kanker. “Sederhana, lakukan lah langkah pemeriksaan di puskesmas untuk melakukan pemeriksaan dini,” jelas Bima.

 

Bima mengajak warganya untuk tetap melakukan gaya hidup sehat dan terus berusaha sembuh bagi yang sudah menderita kanker. Tak hanya masyarakatnya, Bima yang juga mempunyai anggota keluarga penderita kanker meminta kepada jaringan kesehatan di Kota bogor bis abekerja sama dengan baik.

 

“Terutama untuk pemeriksaan dini di puskesmas. Layanan ini sudah selalu digalakan dan masayarakat bisa menggunakan program tersebut,” tutur Bima.

 

Tak lupa, Bima meminta warganya untuk paham bagaimana hidup sehat bahkan Kota Bogor ia nilai sudah memberikan ruang terbuka hidup sehat. Salah satunya taman, kata dia, menurutnya tidak hanya dibangun untuk oksigen jiwa namun mendukung keharmonisan keluarga.

 

Peringatan puncak Hari Kanker Sedunia juga dihadiri oleh Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan Kemenkes Sri Henni Setiawati. Sri yang mewakili kehadiran Menteri kesehatan Nila Moeloek juga mengingatkan betapa pentingnya pemeriksaaan dini kanker sebagai pencegahan awal. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement