Selasa 23 Feb 2016 11:55 WIB

Kisah Warga yang 64 Tahun Tinggal di Dekat Kalijodo

Rep: C21/ Red: Citra Listya Rini
 Warga Kalijodo mengantre untuk mendapatkan kunci Rusunawa Marunda Blok 11, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (22/2). (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Warga Kalijodo mengantre untuk mendapatkan kunci Rusunawa Marunda Blok 11, Cilincing, Jakarta Utara, Senin (22/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belasan orang masih terlihat mengantre di Posko Penanggulangan Kalijodo, Kel Angke, Kec Tambora, Jakarta Barat, Selasa (23/2). Mereka sedang mengantre untuk mendapatkan kunci Rumah Susun Murah Sewa (Rusunawa) Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur.

Seorang ibu bernama Yunani (64 tahun) mengaku sadar itu tanah negara dan bersyukur telah mendapatkan tempat di Rusunawa Pulogebang. Meskipun ada penggusuran, rakyat kecil ada nyawanya dan pemerintah masih dapat menaruh warga asli di rusun Pulogebang.

Di Rusunawa Pulogebang terdapat dua blok, yaitu Blok H dan G. Namun, Yunani yang sejak lahir mendiami tanah di sana, akhirnya harus pindah karena program pemerintah.

Nasib ia ke depannya akan tinggal di bangunan setinggi lima lantai. Yunani memilih Blok H lantai 1, yang digratiskan tiga bulan pertama. Namun, setelah bulan kedua selesai lantai 1, per bulannya disewa dengan harga Rp 280 ribu, meskipun lebih murah di lantai atas sekitar Rp 190 ribu. Tentu, harga sewa tersebut belum termasuk membayar air dan listrik.

Yunani memiliki anak lima, yang tinggal di RT7/RW10, Kel Angke, Kec Tambora, Jakarta Barat. Karena anak-anaknya telah berkeluarga, mereka seharusnya mendapat jatah tiga kamar. Namun, Yunani sudah tua dan memutuskan mengikuti anaknya. "Jadi, saya hanya mengambil dua kamar untuk Julhaidir (39) dan Ahmad Junaidi (33)," kata Yunani, Selasa (23/2).

Pilihan itu Yunani ambil karena suaminya, Martawi (66), sudah tidak bekerja, ditambah sering sakit-sakitan. Dulu orang tua Yunani asli Cengkareng, Jakarta Barat, mereka bekerja menjadi pegawai kebersihan dan akhirnya tinggal di dekat Kalijodo, Kel Pejagalan, Kec Pesanggrahan, Jakarta Utara.

Dengan Kalijodo, rumahnya memang berseberangan. Sebelum ada protistusi, Yunani ingat itu dulu tempat orang Tionghoa Glodok membuat restoran dengan masakan cina. Kalau Kanal Banjir Barat (KBT), dulu sering digunakan untuk berlomba perahu dan buat santai karena kalinya masih bagus.

"Entah bagaimana, sekitar tahun 1970 bisa ada protistusi seperti itu. Tadinya tidak marak, namun tiba-tiba semakin banyak dan menjamur," kata Yunani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement