Senin 22 Feb 2016 16:06 WIB

Jokowi Harus Punya Sikap Tegas Soal LGBT

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo perlu buka suara dan mempunyai sikap tegas berkaitan dengan lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Bukan hanya bertentangan dengan agama, perilaku LGBT snagat bertentangan dengan Pancasila.

“Salah satu tugas utama Presiden adalah mempertahankan eksistensi Pancasila di Indonesia,” ujar Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak saat dihubungi Republika.co.id, Senin (22/2).

Dipandang dari sisi agama, LGBT adalah perbuatan haram dan penyimpangan moral. Dari sisi ilmiah atau medis, beberapa dokter spesialis kejiwaan banyak menyebut LGBT sebagai penyakit kejiwaan yang harus disembuhkan. Dahnil menyebut sebagian LGBT bisa sembuh karena memiliki niat baik untuk berubah. 

Menurut dia, yang berbahaya adalah ketika LGBT merasa tidak sakit dan malah melakukan kampanye atas perilakunya.  “Ini seperti orang yang sakit tapi tidak merasa dirinya sakit, justru ingin mengajak orang supaya menjadi seperti mereka. Kalau ada orang yang berusaha menebar penyakit, harus ‘dilawan’ (bukan dengan kekerasan),” jelasnya. 

Pemerintah sebagai pemilik otoritas harus bersikap tegas melarang kampanye LGBT. Dahnil menyebut kampanye LGBT layaknya usaha menebar penyakit ke generasi normal dan ini sangat berbahaya.  Kampanye LGBT dapat merusak masa depan anak muda karena keluar dari fitrahnya.

“Saya desak pemerintah untuk membantu kelompok LGBT supaya bisa kembali sesuai dengan fitrahnya,” ujar Dahnil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement