REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kota Bogor memulai sosialisasi penerapan plastik berbayar untuk mengurangi limbah sampah yang sulit terurai. Mendukung program tersebut, Walikota Bogor Bima Arya instruksikan agar di Balaikota tidak ada lagi botol kemasan air mineral.
Intruksi tersebut ia utarakan termasuk juga dalam kesempatan rapat dinas. "Masing-masing membawa botol atau tempat air minum dan mengisinya di sumber air PDAM yang tersedia di Balaikota," kata Bima, Sabtu (20/2).
Menurut Bima, hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengurangi volume sampah plastik di Kota Bogor. Gerakan tersebut akan disebar ke warga masyarakat mulai dari pelajar SMP dan SMA melalui ibu-ibu PKK.
“Kita lakukan ini supaya mengurangi sampah plastik dari sumbernya,” tutur Bima. Begitupun dengan peresmian penggunaan plastik berbayar senilai Rp 200 yang sudah diresmikan hari ini (21/2).
“Bagi yang akan berbelanja ke mini market silahkan pilih, mau bawa kantong sendiri yang ramah lingkungan atau beli kantong plastik seharga 200 rupiah," jelas Bima. Ia menambahkan, gerakan tersebut bukan meminta untuk membeli kantong plastik tetapi mengurangi sampah plastik.
Tak hanya itu, Bima juga memerintahkan pemerintah Kota Bogor terus menambah bank sampah yang sekarang jumlahnya sudah mencapai 41 dan akan menuju 68. Bima berpendapat, melalu hal tersebut maka warga bisa diedukasi bagaimana cara mengolah sampah.
Bima berharap, berbagai upaya yang dilakukan bisa membuat Bogor meraih kembali Piala Aripura. Ia menegaskan, sampah tidak bisa ditangani oleh pemerintah tanpa dukungan masyarakat.