Ahad 21 Feb 2016 18:01 WIB

Masyarakat Masih Belum Nyaman Belanja Tanpa Kantong Plastik

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Mulai Ahad (21/2), pemerintah melakukan uji coba kebijakan kantong plastik berbayar saat berbelanja di sejumlah tempat.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Mulai Ahad (21/2), pemerintah melakukan uji coba kebijakan kantong plastik berbayar saat berbelanja di sejumlah tempat.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Penerapan kebijakan kantong plastik berbayar guna mengurangi sampah plastik ditanggapi beragam oleh warga Ungaran, Kabupaten Semarang. Mulai hari ini kebijakan Pemerintah tersebut sudah diterapkan di sejumlah toko ritel.

 

Namun, sejumlah warga masih apro maupun kontra dalam menyikapi kebijakan ini. Hal ini terkait dengan faktor kenyamanan serta fleksibilitas dalam membawa barang belanja.  

 

Yunita (34), warga Gedanganak, Kecamatan Ungaran Timur misalnya. Ia mengaku tas plastik lebih fleksibel untuk membawa barang. Apalagi jika belanja dengan mengendarai sepeda motor.

 

Kantong plastik tinggal dicantol pada tempat yang tersedia pada kendaraan roda dua. Selain lebih praktis dan tidak banyak makan tempat, tas plastik tetap nyaman meskipun terkena air hujan.

 

Hal ini berbeda dengan kardus. “Sepertinya, kok belum bisa meninggalkan penggunaan kantong plastik dalam aktivitas sehari- hari, khususnya pada saat berbelanja,” tegasnya, saat ditemui di sebuah toko ritel, di Jalan Diponegoro, Ungaran, Ahad (21/2).

 

Ia juga mengaku oleh kasir toko ritel sempat diberikan pilihan kantong plastik atau kardus. Untuk belanja nominal Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu akan mendapatkan potongan Rp 100 jika menggunakan kardus.

 

Namun dengan alasan lebih praktis dalam membawanya lebih memilih kantong plastik meski harus membayar Rp 200. Meski begitu, karyawati sebuah industri garmen ini sepakat jika kantong plastik harus mulai dikurangi.

 

Karena sampah plastik ini tidak dapat terurai. “Apapun untuk keberlangsungan dan kelestarian lingkungan saya tetap sepakat jika sampah plastik harus dikendalikan,” katanya.

 

Sementara itu, Budi (42), warga Babadan mengaku, sepakat dengan pengendalian sampah plastik ini. Menurutnya, perilaku konsumen memang harus diubah meski secara bertahap.

 

Ia mengaku lebih memilih kardus, bukan karena belanja dengan mengendarai mobil pribadi. Namun karena pertimbangan untuk mengurangi ketergantungan pada kantong plastik.

 

Meski potongannya hanya Rp 100 per kelipatan belanja Rp 100 ribu, tetap bermanfaat jika disalurkan untuk donasi bagi program sosial tertentu, dari toko ritel yang bersangkutan.

 

“Saya sepakat dengan kebijakan pengurangan kantong plastik ini, guna mewujudkan lingkungan yang jauh lebih baik,” tambahnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement