REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta memprediksi akan terjadi ledakan jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) pada April mengingat cuaca ekstrem dan siklus enam tahunan wabah DBD.
"Kami prediksikan akan terjadi ledakan jumlah penderita demam berdarah pada April nanti," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Masalah Kesehatan (P2MK) Dinkes DIY Daryanto Chadorie di Yogyakarta, Sabtu (20/2).
Menurut dia, Dinkes DIY juga telah meningkatkan kewaspadaan akan ancaman ledakan kasus demam berdarah dengue (DBD) ini. "Melihat indikasi ini, kami tidak tinggal diam, kami telah melakukan berbagai tindakan pencegahan," katanya.
Ia mengatakan beberapa tindakan pencegahan tersebut diantaranya dengan melakukan pemetaan faktor maupun lingkungan. "Kami melakukan pemetaan kawasan endemis yang memiliki riwayat pernah terjadi ledakan kasus DBD," katanya.
Daryanto mengatakan, pihaknya juga mempersiapkan program rapid diagnosic test atau RDT. Program ini dapat dengan cepat mendeteksi apakah ada suspect DBD aau tidak. "Gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Tim ini akan melakukan pemantauan jentik-jentik nyamuk di area yang terdapat genangan air," katanya.
Ia mengatakan, semua ini dilakukan guna percepatan pencegahan dan pendeteksian nyamuk pembawa virus DBD. "Penyakit DBD disebabkan virus dengue yang ditularkan nyamuk Aedes aegypty. Kami minta masyarakat agar memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dengan selalu melakukan pembersihan saluran air hujan yang mampet serta tempat-tempat penampungan air secara periodik," katanya.
Masyarakat juga diminta untuk dapat mengenali gejala DBD agar segera mendapatkan penanganan medis yang tepat sebelum terlambat ditangani.