Jumat 19 Feb 2016 16:19 WIB

Pola Hujan Bergeser, DBD Bisa Terjadi Kapanpun

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Winda Destiana Putri
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, Mawardi Hamri mengatakan pola hujan yang bergeser dan tidak menentu cenderung membuat penyakit Demam Berdarah berpotensi sering terjadi.

Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. "Siklus puncak DBD, Februari, Maret dan April. Sekarang sudah bergeser mengikuti pola hujan," ujarnya kepada wartawan di Kota Mataram, Jumat (19/2).

Ia mengaku memprediksi kasus demam berdarah akan terjadi panjang karena pola hujan yang tidak menentu. Saat ini, trend kasus demam berdarah di NTB relatif meningkat.

Menurutnya, jumlah pasien yang dirawat di RSUP NTB Januari kemarin mencapai 19 orang. Namun, saat ini pasien cenderung menurun sebanyak 6 orang.

Dirinya mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan dengan pola menguras bak, menutup air dan mengubur barang bekas.

Mawardi mengatakan selain di RSUP NTB, pasien yang dirawat akibat DBD berada di rumah sakit kabupaten/kota. Ia mengatakan, apabila demam sudah mencapai hari ketujuh maka diperkirakan masyarakat yang terkena DBD akan sembuh.

Menurutnya, nyamuk penyebab demam berdarah tumbuh dan berkembang pada genangan air yang tidak langsung bersentuhan dengan tanah seperti di ban bekas dan tempat tergenangnya air.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement