Kamis 18 Feb 2016 14:04 WIB

Ahok Meradang Disindir Penertiban Kalijodo Sebagai Pencitraan

Rep: C33/ Red: Djibril Muhammad
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Foto: Antara
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menampik penertiban kawasan Kalijodo sebagai upaya pencitraan menjelang Pilkada DKI 2017. Ia merasa penertiban Kalijodo adalah tugasnya menegakkan aturan.

Basuki atau biasa disapa Ahok cukup meradang ketika ditanyai mengenai Kalijodo sebagai panggung politik. Ia merasa sudah jelas menyebutkan sebenarnya mendukung lokalisasi. Namun, berdasarkan konstitusi, ia harus menertibkan kawasan tersebut. Sebab, kawasan itu diperuntukkan lahan terbuka hijau.

"(Ketika ditanya salah satu wartawan) Anda ini mau nyari apa sama saya? Apa saya kurang jelas buat pernyataan? Kalau panggung politik itu, saya mau dorong lokalisasi ditutup, saya mengatakan pribadi mendukung lokalisasi, puas toh," katanya di Balai Kota, Rabu (18/2), dengan muka memerah.

Ahok mengibaratkan prostitusi sebagai kotoran manusia sehingga ia menyarankan sebenarnya lebih baik kotoran itu difokuskan dalam suatu lokalisasi ketimbang berserakan.

"Kalau panggung politik nggak begitu caranya. Saya ngomong konsisten, sekarang Anda puas toh Ahok mendukung lokalisasi, saya pribadi. Karena kalau tahi manusia (lokalisasi) berserakan ke mana-mana jorok dan bau, tapi kalau di toilet itu gampang," katanya.

Dia bahkan menantang jika ada orang yang menolak pendapatnya itu untuk datang menghadapnya. Sebab, menurut Ahok, tak ada manusia yang suci. Sedangkan, para penolak lokalisasi tergolong munafik.

"Yang tidak pernah berbuat dosa sama dia, kamu lapor sama saya, kalau nggak ada, jangan mengadili saya. Saya ingin kembali mengambil lahan hijau, jangan dialih-alih," ujarnya menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement