REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Banjir areal persawahan di Cirebon Jawa Barat berkurang dari 2.000 hektare menjadi 730 hektare. Ini terjadi setelah pengoperasian Waduk Jatigede di Sumedang. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Cirebon Ali Efendi menyatakan areal tanaman padi di Cirebon yang kebanjiran menjadi berkurang. "Dari tahun lalu seluas 2.000 hektare sekarang jadi 730 hektare," kata Ali Efendi di Cirebon, Kamis(18/2).
Menurut dia, berfungsinya Waduk Jatigede sangat membantu mengurangi debit air yang mengalir ke persawahan di Cirebon selama musim hujan. "Areal sawah 730 hektare yang masih mengalami banjir ada di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Gegesik, Panuragan dan Kapetakan," ujarnya.
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah menghitung dan berupaya mendata untuk memastikan seberapa parah tanaman padi yang terendam banjir. Ia menyebutkan tanaman padi akan mati jika terendam air selama tiga hari.
Pihaknya dengan pihak-pihak terkait sudah berkoordinasi untuk mengatasinya dengan memberikan bantuan kepada para petani yang terkena dampak itu.
Ali Efendi menyatakan menyambut baik beroperasinya Waduk Jatigede. Dia juga optimistis areal persawahan di Cirebon, meski pun musim kemarau juga bisa ditanami dan tidak akan terjadi gagal tanam akibat kekurangan air.
"Yang membanggakan lagi, setelah adanya Waduk Jatigede maka areal persawahan di musim kemarau masih bisa dimaksimalkan dan bisa ditanami," katanya.