REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan bahwa angka kemiskinan di 15 kabupaten masih tinggi sehingga perlu segera dilakukan upaya penurunan yang melibatkan semua pihak.
"Angka kemiskinan di 15 daerah dari 35 kabupaten/kota yang ada di Jateng berada di zona merah atau di bawah persentase kemiskinan nasional maupun provinsi," kata Ganjar di Semarang, Rabu.
Ke-15 kabupaten yang angka kemiskinannya masih tinggi itu adalah Kabupaten Blora (14,64 persen), Grobogan (14,87 persen), Cilacap (15,24 persen), Purworejo (15,44 persen), Klaten (15,60 persen), Demak (15,72 persen), Sragen (15,93 persen), Banyumas (18,44 persen), Banjarnegara (18,71 persen), dan Pemalang (19,27 persen).
Kemudian, Kabupaten Purbalingga (20,53 persen), Brebes (20,82 persen), Rembang (20,97 persen), Kebumen (21,32 persen), serta Kabupaten Wonosobo (22,08 persen).
Menurut Ganjar, permasalahan terkait tingginya angka kemiskinan itu perlu "dikeroyok" oleh pemerintah di semua tingkatan agar hasilnya bisa optimal.
Ganjar menjelaskan bahwa mengatasi kemiskinan membutuhkan waktu yang lama sehingga perlu dilakukan penanganan secara sistematis dan fokus oleh antarsektor dari pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat.?
"Oleh karena itu, pengentasan kemiskinan tidak boleh saling menunggu karena kemiskinan juga menjadi salah satu indikator kegagalan pembangunan di suatu daerah," ujarnya.
Agar upaya pengurangan angka kemiskinan dapat berjalan optimal, kata Ganjar, perlu ada data yang mutakhir dan valid.
"Setelah itu perlu segera dibahas upaya penanganan kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan," katanya.