Rabu 17 Feb 2016 20:52 WIB

Cegah DBD, Dinkes Imbau Lakukan 4M Bukan 3M

Rep: c32/ Red: Hazliansyah
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (8/2).  (Republika/Yasin Habibi)
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk penyebab demam berdarah di Kebon Sirih, Jakarta, Senin (8/2). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mengimbau masyarakat melakukan berbagai upaya tertentu dalam menghadapi penyakit yang banyak timbul di musim penghujan, seperti demam berdarah dangue (DBD).

“Cara terbaik mencegah DBD melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melakukan 4M,” kata Kepala Seksi Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M) Dinkes Kota Bogor Siti Robiah, Ranu (17/2).

Siti menjelaskan DBD menjadi salah satu penyakit berbaya karena ditularkan dari nyamuk Aedes Aegypty. Hal tersebut menurutnya membuat kekhawatiran di kalangan masyarakat dan banyak warga yang pada akhirnya menggunakan langkah pencegahan dengan cara fogging (pengasapan).

Padahal, lanjut dia, fogging bukanlah cara tepat untuk membasmi nyamuk tersebut. “Kalau fogging kan hanya mematikan nyamuk dewasanya saja, jentik yang berada di genangan air bersih tidak akan mati,” jelas Siti.

Untuk itu ia menilai tidak hanya harus melakukan PSN dengan 3M namun 4M yaitu menguras, menutup, mengubur, dan mengawasi. Sehingga, kata dia, perkembangan nyamuk Aedes Aegypty bisa dikendalikan dari mulai jentik.

Siti menjelaskan, nyamuk dewasa masa umur hidupnya dua hingga tiga bulan saja, namun setiap dua hari bertelur. Sebelum bertelur, nyamuk betina harus mengisap darah manusia. Maka dalam masa itu bisa membuat seseorang terkena DBD kemudian menularkannya kepada orang lain lewat gigitan.

“Jadi jika ada yang terkena DBD di suatu wilayah belum tentu nyamuknya dari rumah. Bisa jadi dari luar rumah seperti sekolah, atau tempat main,” tutur Siti.

Siti menyarankan setiap rumah memiliki Juru Pemantau Jentik (Jumantik).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement