REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan meluncurkan Program Kampanye Pride bagi Pengelola Akses Area Perikanan (PAAP).
Program ini diproyeksikan bisa merespons kebutuhan nelayan kecil dalam menjaga mata pencahariannya dengan memberikan peran serta pengelolaan.
"Termasuk pemanfaatan secara bertanggung jawab kepada nelayan kecil yang berdiam di dalam atau sekitar kawasan konservasi," kata Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Subiakto di Jakarta, Rabu (17/2).
Menurut Slamet, keberlanjutan dan kelestarian kawasan konservasi laut tidak akan berlangsung tanpa adanya keikutsertaan masyarakat, khususnya nelayan untuk menjaganya.
"Melalui program kampanye pride bagi PAAP ini kami ingin menjadikan kawasan konservasi laut bermanfaat secara langsung bagi nelayan kecil," ucap Slamet.
Menanggapi hal itu, Vice President Rare Indonesia, Taufiq Alimi menyeru agar masyarakat, khususnya nelayan tidak memandang wilayah konservasi sebagai musuh. Sebab, jika tidak ada konservasi, bukan tidak mungkin sumber daya alam berupa ikan dan isi laut lainnya akan digunakan secara besar-besaran yang akan berdampak bagi masa depan nelayan.
"Kalau tidak ada konservasi, semua orang berlomba-lomba mengambil ikan. Ujung-ujungnya anak cucu mereka tidak kebagian ikan," ucap Taufiq.