Rabu 17 Feb 2016 15:56 WIB

Pengembangan Kawasan Industri di Sleman Terhambat

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Nidia Zuraya
Industri pakaian di dalam negeri, ilustrasi
Foto: Rezza Estily/Antara
Industri pakaian di dalam negeri, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Pengembangan kawasan industri di Kabupaten Sleman mengalami kendala. Pasalnya, jumlah lahan di kabupaten setempat tidak memadai untuk dijadikan sebagai kawasan industri.

“Untuk jadi kawasan industri kan perlu lahan paling tidak seluas 50 hektar. Nah di Sleman ini tidak ada wilayah yang memungkinkan untuk itu,” kata Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Sleman, Purwatno Widodo, Rabu (17/2).

(Baca: Pemerintah Siapkan BLU untuk Kelola Kawasan Industri Swasta)

Ditambah, menurutnya, Sleman merupakan wilayah serapan air yang menjadi penyangga bagi daerah lain. Sehingga pembangunan industri di sini memang dibatasi. Berbeda dengan kawasan industri Piungan di Bantul dan Sentolo di Kulonprogo.

Di sisi lain, saat ini lahan yang ada di Sleman masih menjadi milik penduduk dan bernilai jual mahal. Sehingga pengusaha industri lebih tertarik untuk berinvestasi di tempat lain. Namun Purwatno mengemukakan, sejumlah investasi masih dimungkinkan masuk ke daerah yang terletak di bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu.

“Ya kan investasi bisa di sektor lain. Tidak harus di bidang industri terus,” katanya.

Meski begitu, Pemkab setempat telah mencanangkan kawasan peruntukkan industri. Antara lain meliputi Kecamatan Gamping, Berbah, dan Sleman. Adapun target pertumbuhan industri di Sleman yaitu tiga persen per tahun.

Kesulitan pembangunan kawasan industri di Sleman juga muncul dari sektor sumber daya manusia (SDM). Purwatno menuturkan, SDM untuk membangun gedung-gedung industri di Sleman sulit didapat. Karena jarang masyarakat yang mau bekerja sebagai tukang bangunan.

Di sisi lain, ada puluhan sentra industri kecil menengah di Sleman yang belum resmi dikukuhkan oleh pemerintah. Padahal kondisi tersebut memunculkan kendala yang cukup bsar bagi industri kecil di lapangan. Misalnya pengadaan bahan baku dan permodalan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement