REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seorang penumpang maskapai Sriwijaya dengan nomor penerbangan SJ-578 tujuan Luwu, Harling Laboti (68) meninggal dunia di dalam pesawat, menjelang 'take off' di Bandara Internasional Sulatan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa.
Peristiwa itu sempat membuat geger karena ia meninggal di lokasi Apron Parkir Pesawat nomor 34 bandara setempat. Tim medis kemudian membawa korban ke klinik bandara untuk dilakukan penanganan medis.
Kapolres Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Iptu Muhammad Djaffar membenarkan kejadian tersebut dengan mengatakan korban meninggal di kursi 4A pesawat Sriwijaya saat hendak take off ketika sebelumnya ia dalam keadaan sakit keras.
"Saat mendengar laporan ada orang meninggal di pesawat, anggota langsung turun dan masuk ke pesawat. Setelah diperiksa denyut nadinya, sudah tidak ada dan langsung dievakuasi menggunakan ambulans," paparnya.
Berdasarkan keterangan keluarga yang mendampinginya, Harling diketahui mengidap penyakit tumor paru-paru dan usai menjalani pengobatan di Rumah Sakit selama 11 hari dan keluarganya menginap di Wisma Unhas Makassar.
"Hasil pemeriksaan tidak ada tanda-tanda kekerasan. Almarhum sebelumnya didampingi tiga anaknya. Dari kejadian itu tidak mengganggu arus lalulintas penerbangan, hanya saja ditunda penerbangan Sriwijaya beberapa menit," katanya.
Saat ini almarhum disemayamkan di rumah duka wilayah Daya, Kecamayan Biringkanaya Makassar dan rencananya jenazah Harling Rabu (17/2) pagi akan diterbangkan menuju Luwuk, Provinsi Sulawesi Tengah.
Sebelumnya pihak keluarga telah melaporkan ke petugas bandara bahwa Harling sedang sakit dan butuh pelayanan khusus dari pihak maskapai. Rencananya pesawat berangkat pukul 14.00 Wita, namun diketahui almarhum meninggal sekira pukul 13.30 Wita.
Sesuai prosedur, pihak maskapai melakukan penanganan khusus menggunakan kendaraan eksekutif milik Sriwijaya lalu dibawa menuju pesawat yang berada di apron parkir agar boording lebih awal.
Ketika berada dalam pesawat, salah seorang keluarga menepuk bahu Harling agar berpindah kursi, ternyata ia tidak memberikan respon dan wajahnya terlihat pucat pasi.
Sekitar pukul 13,32 Wita pihak keluarga melaporkan ke awak kabin pesawat untuk diberikan pertolongan pertama berupa pemberian oksigen sembari menunggu tim kesehatan bandara, tetapi sayang ajal lebih dulu menjemputnya.