Selasa 16 Feb 2016 19:14 WIB

Pergerakan Tanah Ancam 80 KK

Rep: lilis/ Red: Teguh Firmansyah
Warga berjalan di jalan desa yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausna, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (3/5)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga berjalan di jalan desa yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausna, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (3/5)

REPUBLIKA.CO.ID,  KUNINGAN -- Sedikitnya 80 kepala keluarga (KK) di Dusun Bangbayang, Desa Bungur Beres, Kecamatan Cilebak, Kabupaten Kuningan,  terancam bencana pergerakan tanah. Ancaman itu semakin besar di musim penghujan seperti sekarang.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin menjelaskan, 80 KK yang terdiri dari sekitar 195 jiwa itu menempati kurang lebih 70 rumah. Saat ini, puluhan rumah tersebut tak lagi aman ditinggali para penghuninya karena terancam ambruk.

''Hujan yang turun setiap hari di puncak musim penghujan membuat pergerakan tanah di Dusun Bangbayang semakin aktif,'' kata Agus, Selasa (16/2).

Agus menyatakan, setiap hujan tiba, maka puluhan KK tersebut akan diungsikan ke tempat yang lebih aman. Pasalnya, retakan tanah di dusun tersebut bisa mengancam keselamatan jiwa mereka.

''Memang agak merepotkan karena ada orang yang sudah sepuh dan anak-anak kecil. Tapi mereka harus diungsikan untuk menghindari kejadian yang tak diinginkan,'' kata Agus.

Agus menambahkan, untuk mengatasi retakan tanah yang semakin besar, pihaknya sudah melakukan kerja bakti. Yakni menutup retakan tanah tersebut.

Sementara itu, Kepala Desa Bungur Beres, Sapri Hadi Saputra mengakui harus selalu mengungsikan warganya setiap hujan deras turun. Pasalnya, jika tidak diungsikan, dikhawatirkan akan membahayakan keselamatan jiwa mereka.

''Khawatir kalau tidak diungsikan,'' kata Sapri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement