REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Amin mengungkapkan kasus terorisme yang terjadi di NTB sangat tidak menguntungkan daerah.
Apalagi, NTB merupakan salah satu daerah tujuan wisata. Oleh karena itu, seluruh masyarakat bersama-sama harus bisa menghadapi terorisme dengan kompak.
“Sebagai daerah tujuan wisata, adanya terorisme sangat tidak menguntungkan,” ungkap Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin kepada wartawan di Kota Mataram, Selasa (16/2).
Menurut dia, terorisme yang terjadi di Indonesia dan di NTB harus dihadapi bersama-sama dengan aparat kepolisian. Dirinya pun membantah jika NTB merupakan salah satu kantung terorisme sebab yang terjadi selama ini muncul kasus perkasus.
Amin menuturkan, elemen masyarakat dan aparat kepolisian harus bersama-sama menghadapi terorisme dan kompak. “Terorisme itu sesuatu yang harus dihadapi bersama-sama,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Kesbangpoldagri Provinsi NTB, Lalu Bayu Winda mengapresiasi Densus 88 yang menindak terduga terorisme yang berada di Bima. Sebab, yang bersangkutan merupakan jaringan organisasi radikal.
Menurutnya, Kesbagpoldagri tidak mengetahui informasi menyangkut penggerebakan tersebut. Dirinya berharap adanya kasus terorisme di NTB tidak menimbulkan stigma negatif yang berujung membuat daerah menjadi tidak kondusif.
“Penggerebekan kemarin supaya jangan dijadikan imej negatif sehingga membuat daerah menjadi tidak kondusif,” ungkapnya penuh harap.