Senin 15 Feb 2016 19:01 WIB

Empat Perguruan Tinggi Pariwisata Targetkan 10 Ribu Mahasiswa

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Winda Destiana Putri
Mahasiswa belajar di kampus
Foto: flickr
Mahasiswa belajar di kampus

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Empat perguruan tinggi (PT) Pariwisata, melakukan seleksi bersama untuk calon mahasiswa baru tahun ajaran 2016 ini.

Keempat PT tersebut, adalah Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung, Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali, Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makasar dan Akademisi Pariwisata (Akpar) Medan.

"Dengan sistem ini, mahasiswa yang mendaftar bisa membuka akses pake gadget. Jadi, yang mendaftar targetnya 10 ribu," ujar Ketua STP, Anang Sutono, kepada wartawan, Senin (15/2).‬

‪Anang mencontohkan, kalau ada mahasiswa Medan akan mendaftar ke STP Bandung pilihannya manajemen Pariwisata, lalu pilihan keduanya manajemen juga tapi di STP Bali, maka calon mahasiswa tersebut tak harus ke Bandung atau Bali, tapi tes bisa dilakukan di Medan.‬

‪"Total kuota yang kami siapkan untuk mahasiswa baru sebanyak 2.500 mahasiswa," katanya.

Menurut Anang, kuota yang disiapkan sebanyak 2.500 tersebut, rinciannya adalah STP Bandung kuotanya sebanyak 800, Bali, 800, Medan 420 dan sisanya Makasar.

‪"Kuota 2.500 itu sudah full kapasitas ya. Jadi sudah termasuk jalur mandiri kuotanya 25 persen," katanya.

Khusus untuk program mahasisiwa miskin, kata di STP Medan memiliki program bidik misi, kuotanya sebanyak 110. Sedangkan STP Bandung, didukung oleh industri bisa memberikan beasiswa untuk 300 mahasiswa.

Anang mengatakan, Indonesia dan negara Asean menghadapi tantangan global. Salah satunya, di antaranya memberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) sejak 2016.

Pendidikan pariwisata, mendapatkan tugas untuk menyiapkan sumber daya manusia profesional yang memiliki standar global. Agar, dapat berkompetisi di pasar tenaga kerja dengan mengedepankan kualitas tinggi.

Dikatakan Anang, Seleksi Bersama Masuk Sekolah Tinggi, Akademi dan Politeknik Pariwisata (SBM STAPP), tujuannya untuk memberikan akses yang lebih memudahkan dan kesempatan yang lebih besar bagi lulusan SMA di seluruh Indonesia.

Selain itu, dengan model seleksi ini perguruan tinggi memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan calon mahasiswa terbaik.

Sementara menurut Asisten Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata, Wisnu Bawa Tarunawijaya, sistem SBM STAPP ini, bisa menyeleksi di awal. Lalu, dengan sistem pembelajaran yang bagus lulusan yang dihasilkan akan baik.

"Acuan standar kita, berbasis pada Asean. Karena, pada 2015 kami sudah membuat KBK (kurikulum berbasis kompetensi) berdasarkan standar Asean," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement