REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Polrestabes Semarang akan bertindak tegas terhadap 'Pak Ogah' dan pengamen di perhentian lalu lalu lintas. Tindakan tegas diambil seiring dengan pelaksanaan Operasi Bina Kusuma Candi 2016.
"Selama sebulan penuh akan dilakukan tindakan tegas terhadap pengamen, 'Pak Ogah' (pelaku pungutan liar di jalanan), gelandangan, serta kelompok lainnya yang berpotensi memunculkan premanisme," kata Kepala Satuan Pembinaan Masyarakat Polrestabes Semarang Ajun Komisaris Besar Restiana Pasaribu di Semarang, Sabtu (13/2).
Operasi yang akan digelar hingga 5 Maret 2016 tersebut, kata dia, merupakan upaya untuk mewujudkan Kota Semarang kondusif dan bebas premanisme. "Upaya penindakan baru akan dimulai 15 Februari," tambahnya.
Hal tersebut, lanjut dia, menyesuaikan kesiapan instansi lain yang akan mendukung pelaksanaan operasi ini.
Kepolisian, kata dia, akan bekerja sama dengan Dinas Sosial setempat dalam teknis pelaksanaan operasi tersebut.
"Setelah dibina kepolisian, diserahkan ke panti rehabilitasi sosial," katanya.
Menurut dia, para pelaku yang terjaring akan dibina dan diberi keterampilan di Dinas Sosial sebelum dipulangkan.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Komisaris Besar Burhanudin mengatakan bahwa target dari Operasi Bina Kusuma ialah penyakit masyarakat.
Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, kata dia, perlu pula dukungan masyarakat. "Sasarannya pekat, tetapi harus pula dicari solusi untuk mengatasi masalah ini ke depan," katanya.