REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- DPRD Kota Solo mendesak pemerintah kota (pemkot) segera menuntaskan relokasi warga pemukim sepanjang bantaran Sungai Bengawan Solo. Masalahnya, kehidupan warga tidak bisa tenang --lantaran bencana banjir selalu mengancam setiap musim hujan.
Sampai kini, masih banyak warga bermukim di sana. Keselamatan mereka terancam, karena airbah Sungai Bengawan Solo meluap.''Relokasi segera dirampungkan, kasihan kalau terjadi banjir seperti saat ini,'' tutur YF Sukasno, Ketua Komisi II, Sabtu (13/2).
Sukasno sudah berulang kali mendesak Pemkot Solo menuntaskan relokasi warga bantaran. ''Ini sepenuhnya tanggung-jawab pemkot. Warga bantaran terkena dampak banjir Sungai Bengawan Solo juga memiliki hak untuk direlokasi. Ini selama warga yang terdampak memiliki syarat yang mencukupi,''tambahnya.
Saat ini tercatat ada 77 KK (Kepala Keluarga). Mereka tinggal berpencar di sejumlah wilayah kelurahan. Seperti, Semanggi, Pasar Kliwon, Kelurahan Sewu, dan Jebres. Jumlah warga menurun lantaran sebagian lain sudah direlokasi tahun sebelumnya. Sehingga korban banjir menurun.
Untuk merelokasi warga bantaran tidak mudah. Mereka merasa sudah 'mapan' hidup di sana. Juga alotnya nilai ganti rugi lahan yang dinilai minim.
Sukasno menyarankan, supaya antara warga dengan pemkot duduk bersama untuk menyelesaikan masalah. ''Katimbang sepanjang tahun menghadapi banjir, mending pindah lokasi lain yang aman dan nyaman,'' ujarnya menjelaskan.
Jika warga bersedia direlokasi, pemkot tidak khawatir kalau terjadi hujan seperti ini. Warga juga harus /legowo/ dengan ganti rugi yang mungkin dinilai kurang. Atau ada pembicaraan lebih lanjut. Dewan siap memfasilitasi.