REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – PT Lapindo Brantas meyakini rencana pengeboran dua sumur di Kelurahan Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo aman bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Menurut Presiden Direktur Operasi PT Lapindo Brantas, Harsa Harjana pengeboran sumur TGA 6 dan TGA 10 dilakukan di kawasan yang sudah ada. Artinya tidak membuka lokasi baru.
“Yang kami lakukan itu pengembangan, jadi hanya menambah jumlah sumur yang sudah ada. Jadi apapun datanya yang ada di dalam sumur ini semuanya sudah diketahui dari sumur-sumur yang sudah terlebih dahulu ada. Sehingga secara resiko sangat minim,” kata Harsa dalam konferensi pers di Surabaya, Jum’at (12/2).
Ia mengibaratkan pengeboran TGA 6 dan TGA 10 seperti air mineral dalam kemasan gelas yang sudah tertancap lima buah sedotan. Kemudian ditambahkan lagi dua buah sedotan. Sehingga materi produksi yang diangkat pun akan sama dan bukan dari lokasi lainnya. Untuk diketahui di lapangan Tanggulangin atau sebelah timur lapangan gas Wunut,
Lapindo telah melakukan pengeboran pertama kali pada 2001. Lima sumur mulai berproduksi pada 2009. Kedalaman 5 sumur tersebut maksimum 3.600 kaki. Tiga sumur yakni TGA 1,2 dan 5 merupakan sumur gas.
TGA 3 adalah sumur minyak. Sementara produksi TGA 4 ditangguhkan sementara waktu. Adapun rencana pengeboran dua sumur baru tak jauh dari sumur lama. Harsa melanjutkan jarak pengeboran TGA 6 ke TGA 1 dan TGA 10 ke TGA 2 sama-sama 50 meter.
Ia juga menjelaskan secara geologi struktur tanggulangin merupakan antiklin four way dip closure dengan target utama reservoir batu pasir vulkaniklastik formasi pucanan berupa perselingan batupasir dan serpih dengan lingkungan pengendapan di wilayah transisi dari fluviodeltaic sampai laut dangkal.
“Pengujian dua sumur TGA 6 dan TGA 10 bertujuan untuk menambah produksi gas di lapangan Tanggulangin serta membuktikan akumulasi minyak di area puncak struktur pada zona f dan g,” tuturnya.
Ia menambahkan secara lokasi pengeboran dekat TGA 1 dan TGA 2 akan akan aman, sebab jaraknya pun jauh dari semburan lumpur Porong yang terjadi pada 2006. Dia melihat, semburan lumpur Porong tak berdampak pada sumur-sumur di Tanggulangin.
“Yang paling dekat dengan semburan itu sumur TGA 5, tapi faktanya sampai saat ini tetap produksi dengan normal, artinya tidak berpengaruh tersedut semburan,” tuturnya.
Baca juga, Ini Kedalaman Sumur Baru Lapindo.
Jarak pusat semburan dengan rencana pengeboran TGA 6 adalah 4 kilometer. Sementara TGA 10 berjarak 3,3 kilometer. Harsa juga meyakninkan masyarakat terkait keamanan lingkungan sebab pengeboran sumur yang dilakukan oleh Lapindo semuanya dengan jarak sesuai aturan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang menetapkan paling minimal 100 meter dari pemukiman warga.