REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengamat militer Susaningtyas Kertopati berpendapat, sistem perawatan pesawat milik TNI Angkatan Udara perlu dievaluasi. Apalagi, kecelakaan pesawat TNI terbilang cukup sering terjadi. Terakhir, jatuhnya pesawat latih tempur EMB-314 Super Tucano di Malang, Jawa Timur, pada Rabu (10/2).
"Perawatan pesawat memang secara berkala tentu sudah dilakukan, tetapi dengan adanya kejadian kecelakaan beberapa kali, perlu adanya evaluasi sistem perawatan dan politik anggaran," kata Susaningtyas, Kamis (11/2).
Mantan anggota Komisi I DPR ini menyebutkan, pihak Kementerian Pertahanan, Mabes TNI, Mabes TNI AU, dan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) serta Kementerian Keuangan harus satu suara dalam mereformasi kondisi yang kurang baik itu.
Dengan berulang-ulangnya kecelakaan pesawat TNI AU, perlu dilakukan audit dan investigasi secara holistis, profesional, dan transparan agar bisa diketahui faktor penyebab secara pasti sehingga renstra pembangunan sistem alutsista pun dapat diperbaiki.
"Beberapa indikator pengukur harus dilidik secara teliti, misalnya, adanya human error, unsur sabotase, teknis, maupun kondisi cuaca sebagai penyebab jatuhnya pesawat," katanya.
Dari sisi sumber daya manusia (SDM) dan juga program pelatihan, harus ditingkatkan kualitasnya.
"Sebenarnya, peningkatan kualitas bagi TNI itu bukan saja terletak pada alutsistanya, tetapi juga SDM-nya. Jadi, pendidikan dan latihan harus ditingkatkan, bukan hanya teknisi pesawat, melainkanan juga pengawaknya. Sistem perawatan pesawat pun harus sesuai transfer of technology (TOT)," katanya.
Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan, pesawat Super Tucano itu baru saja dilakukan perawatan rutin tiap mencapai 300 jam penerbangan. Tiap selesai perawatan, selalu ada cek performa dan hal itu yang dilakukan Mayor (Pnb) Ivy Safatillah dan teknisi Serma Syaiful Arief Rakhman (37).
"Selasa kemarin (9/2) sudah dicek dan Rabu ini tes flight. Semua kemampuan pesawat, termasuk akrobatik, juga dites di udara," ujarnya menjelaskan.