Kamis 11 Feb 2016 10:27 WIB

Hadapi MEA, Perajin Batik Diimbau Lakukan Sertifikasi

Perajin memproduksi batik cap di salah satu rumah produksi batik di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (4/1).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Perajin memproduksi batik cap di salah satu rumah produksi batik di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Senin (4/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berharap para perajin batik yang tersebar di 35 kabupaten/kota melakukan sertifikasi terhadap produk-produknya agar dapat bersaing pada pasar bebas di Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Sertifikasi produk batik diperlukan apalagi saat ini Indonesia sudah memasuki MEA dimana persaingan antarnegara se-ASEAN dalam menghasilkan produk unggulan semakin ketat," kata Ganjar di Semarang, kemarin.

Ganjar menjelaskan bahwa sertifikasi menjadi satu-satunya "senjata" dalam konteks MEA. Dengan adanya sertifikasi tersebut maka produk-produk batik sudah memenuhi standar internasional.

Ganjar meminta semua pihak termasuk para perajin batik untuk ikut menjaga kualitas produk masing-masing agar dapat bersaing dengan produk luar negeri.

"Selain menjaga kualitas, sosialisasi pentingnya proteksi terhadap produk batik buatan dalam negeri juga perlu dilakukan, bahkan kalau perlu, setiap rancangan desain batik harus didaftarkan hak patennya," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar menegaskan bahwa Pemprov Jateng mendukung pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terutama perajin batik dan lurik.

"Bentuk dukungan yang kami berikan terhadap UMKM dengan menggunakan batik dan lurik oleh pegawai negeri sipil untuk seragam," katanya.

Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Batik akan melakukan sosialisasi sertifikasi bagi para perajin batik yang ada di Jateng pada pertengahan Februari 2016.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement