Rabu 10 Feb 2016 17:14 WIB

Aher Minta BPBD Jabar Siaga Selama Musim Hujan

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Damanhuri Zuhri
Banjir (ilustrasi)
Banjir (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Musim penghujan ini, Jawa Barat masih rawan bencana banjir dan longsor. Oleh karena itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, meminta BPBD Jabar terus bersiaga selama musim hujan. 

"BPBD harus siaga terus. Saya cek terus jam 12 malam masih ada di lapangan," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, Rabu (10/2).

Menurut Aher, daerah yag paling rawan bencana adalah Tasikmalaya, Garut, Sukabumi atau Jabar Selatan. Daerah tersebut rawan bukan karena ada pengundulan hutan tapi memang geografisnya rawan.

Menurut Aher, Pemprov Jabar, sudah memiliki peta rawan daerah bencana. "Yang penting, dalam urusan bencana, kita pantau deteksi dini," katanya.

Untuk penanganan bencana, kata dia, setiap tahun Pemprov Jabar selalu menganggarkan dana tak terduga. Tahun ini, sebesar Rp 75 miliar. "Kabupaten/kota juga punya dana tak terduga, kalau habis baru disubsidi provinsi," katanya.

Sementara menurut Kadis PSDA Jabar Eddy M Nasution, PSDA Jabar memastikan banjir akibat tanggul jebol di Indramayu yang terjadi Ahad (8/2) lalu sudah bisa teratasi. Pihaknya kali ini terus memantau potensi banjir di wilayah lain.

Eddy mengatakan, kejadian tersebut menyebabkan 250 rumah warga di Desa Lamarantarung, Waledan, Indramayu teredam. Selain merendam rumah warga, sebanyak 300 kepala keluarga pun terpaksa mengungsi.

“Ada luapan sungai Cimanuk yang melewati tanggul sehingga menyebabkan banjir setinggi lutut orang dewasa. Tanggulnya jebol sampai 25 meter,” katanya.

Menurutnya tanggul yang jebol di lokasi tersebut saat ini sudah diperbaiki, namun warga sempat tertahan di pengungsian karena rumah mereka masih tergenang oleh sisa banjir.

Malam saat kejadian tanggul jebol juga langsung ditutup “Kami langsung memonitor bersama BPBD Indramayu, dikirim juga excavator untuk antisipasi awal,” katanya.

PSDA sendiri akan terus memonitor perkembangan di lapangan, sementara dari BPBD Indramayu sudah menyiapkan tenda pengungsian.

Eddy membantah banjir ini terjadi karena Waduk Jatigede Sumedang belum efektif beroperasi. “Bukan yang terjadi ada dua anak sungai Cimanuk, meluap. Tapi ini cepat sekali ditangani,” katanya.

Selain Indramayu, PSDA juga kini memantau potensi banjir di kawasan Karawang, selain itu Cieunteung Dayeuhkolot juga turut dimonitor.

Meski belum terjadi banjir, menurutnya permukaan air sungai saat ini sudah naik. “Di Dayeuhkolot itu kan rutin tiap tahun, selama Cieuntueng belum dibebaskan, ini masih akan terjadi,” katanya.

Sementara di Karawang menurutnya ada potensi tanggul jebol seperti di Indramayu. Karena itu, pihaknya terus memantau kondisi tanggul yang ada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement