Rabu 10 Feb 2016 13:33 WIB

Suspect DBD di Jabar Capai 20 Ribu

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).
Foto: Antara
Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pasien suspect Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jabar, hingga pertengahan Februari tahun ini mencapai 20 ribu orang. Sedangkan pasien yang meninggal mencapai 16 orang. Namun, hingga saat ini DBD Jabar belum dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB).

"Jabar belum KLB karena jumlahnya masih seperti biasa, masih antara batas minimum dan maksimum tahunan," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Alma Lucyati kepada wartawan di Gedung Sate, Rabu (10/2).  

Alma mengatakan, beberapa kabupaten/kota di Jabar trend kasusnya memang mulai meningkat. Di antaranya, Kota Bandung, Bogor, Depok, dan Indramayu. "Paling, tinggi Kota Bandung. Tapi, jumlah kasusnya saya lupa," katanya. 

Menurut Alma, kasus DBD akan bertambah tergantung curah hujan. Kalau curah hujan tinggi, maka kemungkinan kasus DBD bisa bertambah. Dia mengatakan jika hingga Maret nanti masih hujan, maka kasus DBD masih akan ada.

Untuk menekan angka kasus DBD di Jabar, dia mengatakan pihaknya sudah memberikan warning ke kabupaten/kota sejak tiga bulan lalu agar melakukan berbagai antisipasi. Salah satunya, ada jumantik (juru pemantau jentik) di setiap rumah. "Di setiap rumah, harus ada satu jumantik, bisa siapa aja. Bisa ibunya, bapaknya, atau anaknya," katanya.

Selain DBD, Alma mengatakan penyakit yang harus diwaspadai masyarakat di musim hujan, di antaranya diare, dan Ispa. 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement