Rabu 10 Feb 2016 00:12 WIB

62 Warga Kabupaten Bekasi Menderita DBD

Anak penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di lorong Rumah Sakit Daerah Depok, Sawangan, Jawa barat, Rabu (27/1). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Anak penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) menjalani perawatan di lorong Rumah Sakit Daerah Depok, Sawangan, Jawa barat, Rabu (27/1). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tengah menangani 62 pasien kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) sepanjang Januari hingga 9 Februari 2016. "Dari kasus yang ditangani itu, sebanyak tiga orang pasien di antaranya telah meninggal dunia," kata Direktur RSUD Kabupaten Bekasi, Sumarti di Cikarang, Selasa Malam.

Dia mengatakan, mayoritas pasien DBD yang kini dirawat secara intensif itu merupakan anak-anak dan usia remaja.

"Kebanyakan yang terserang balita sampai dengan anak berusia 13 tahun. Mereka meninggal karena terlambat dibawa ke petugas kesehatan," katanya.

Namun demikian, Sumarti mengaku telah mempersiapkan tepat perawatan secara maksimal dan layak untuk para pasien. "Pasien tersebut telah terlayani dengan baik dan semuanya mendapatkan ruangan dan tempat tidur yang layak," katanya.

Dikatakan Sumarti, pasien meninggal dunia telah dipulangkan jenazahnya kepada keluarga, sementara yang telah mengalami pemulihan masih disarankan untuk rawat jalan. "Kita terus melakukan pemantauan terhadap pasien DBD yang dirawat, mudah-mudahan kasusnya bisa ditekan dan tidak sampai berstatus luar biasa," katanya.

Pihaknya juga berinisiatif melakukan langkah antisipasi jika kasus DBD di wilayah setempat merebak. "Kami tengah mempersiapkan sarana tempat tidur tambahan bagi pasien demam berdarah, termasuk berkoordinasi dengan badan penanggulangan bencana untuk meminjam tempat tidur lipat agar nantinya pasien yang masuk bisa terlayani," katanya.

Dia juga mengimbau apabila ada masyarakat mengalami gejala demam segera dibawa ke layanan kesehatan terdekat.

Menurut Ari, langkah antisipasi yang dianjurkan kepada masyarakat adalah pemberantasan sarang nyamuk. "Fogging tidak perlu dilakukan, kecuali bila sudah mendesak. Yang penting dengan 3M (menguras, menutup, mengubur)," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement