Selasa 09 Feb 2016 15:13 WIB

Pengamat: KA Cepat Lebih Efektif dari Pesawat

Rep: C18/ Red: Winda Destiana Putri
Miniatur kereta cepat diperlihatkan dalam Pameran
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Miniatur kereta cepat diperlihatkan dalam Pameran "China High Speed Railway On fast Track" di Senayan City, Jakarta, Kamis (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Kereta Cepat yang bakal menghubungkan Jakarta-Bandung dinilai lebih efisien ketimbang menggunakan pesawat terbang.

Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan KA cepat itu juga mempersingkat waktu tempuh kedua kota tersebut.

"Ditambah lagi tersedianya transportasi umum terintegrasi dengan stasiun KA yang menjadi keunggulan," kata Djoko Setijowarno di Jakarta, Selasa (9/2).

Djoko mengatakan, KA cepat bisa memiliki waktu kurang dari tiga jam untuk menempuh Jakarta-Bandung dan sebaliknya.

Masyarakat, dia mengatakan, juga dengan mudah bisa menggunakan moda transportasi tersebut lantaran letaknya yang ditengah kota dan dekat dengan pemukiman.

Djoko mencontohkan perjalanan dari Paris di Prancis menuju Brussel di Belgia yang bisa ditenpuh dengan waktu dua jam 15 menit.

Ini, dia mengatakan, lebih efektif ketimbang menggunakan pesawat terbang yang kalau ditotal bisa mencapai lima jam, mulai dari jarak tempuh ke bandara dan lain hal lagi.

Hal itu, kata Djoko, membuat penerbangan dengan rute kedua kota tersebut gulung tikar dalam kurun waktu tiga bulan.

"Di Eropa sudah jarang penerbangan dengan jarak tempuh 1 jam karena kalah sama KA cepat, kecuali yang naik penumpang connecting flight," kata Djoko.

Tinggal, dia melanjutkan, pemerintah mewaspadai hutang investasi yang mungkin muncul dari pembangunan KA cepat tersebut. Dia mengatakan, investasi menjadi faktor krusial dalam perkembangan penbangunan KA cepat tersebut.

"Soal investasi yang agak kruisial, Pembangunan kereta dimanapun di dunia masih ada keikutsertaan pemerintah," katanya.

Seperti diketahui, indonesia menggandeng Cina dalam pembangunan kereta cepat tersebut. Groundbreaking pembangunan moda transportasi tersebut susah dilakukan pada Januari kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement