REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Penerapan dua kurikulum yang berbeda berdampak negatif terhadap pemahaman materi kisi-kisi UN (Ujian Nasional) 2016. Terjadi perbedaan pemahaman materi diantara guru mata pelajaran (Mapel) yang diujikan.
Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kota Solo, Liestyani Dhamayanti, Selasa (9/2), menyoal hal ini.
Ia mengakui, memang terjadi perbedaan pemahaman terhadap kisi-kisi Mapel Bahasa Indonesia yang dipakai sebagai soal Ujian Nasional (UN) 2016.
Memang, dampak penerapan dua kurikulum yang berbeda saat ini, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 (K-13) berdampak pada perbedaan pemahaman diantara guru Mapel materi kisi-kisi soal UN 2016.
"Perbedaan pemahaman itu, sejauh ini masih wajar," ujarnya.
Munculnya pemahaman yang berbeda, Liestyani menunjukkan sebuah contoh. Guru dari K-13, misalnya, ketika membaca kisi-kisi tentang menentukan bagian-bagian teks, mereka langsung membuat soal yang di situ ada struktur teksnya. Sementara, dari guru KTSP yakin kalau siswa KTSP tidak akan bisa mengerjakan soal tersebut, karena hanya diajarkan di sekolah K-13.
Contoh lain, kata Liestyani, ada beberapa sekolah KTSP yang gurunya justru mengajarkan materi struktur yang sebenarnya tidak masuk dalam pembelajaran KTSP.
Namun, sesuai kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), UN 2016 bakal dilaksanakan dalam satu konsep. Tim pembuat soal UN 2016 akan menerapkan sistem irisan dari kedua kurikulum tersebut.
Ujian Nasional Perbaikan
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Solo ditunjuk sebagai lokasi Ujian Nasional Perbaikan (UNP) yang akan berlangsung Februari 2016 ini.
"Sejauh ini yang telah mendaftar sebanyak 66 orang SMK, SMA Kota Solo," ungkap Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora), Aryo Widyandoko.
UNP diperuntukkan bagi mereka yang sudah lulus SMK, SMA yang Ujian Nasional (UN)-nya rendah, maka bisa mengulang lagi dengan mengikuti UNP.
Ditunjuk SMKN 2 Solo sebagai lokasi UNP lantaran untuk sarana dan prasarana, serta fasilitas lain termasuk komputer siap. Kemudian dari sisi lokasi, keberadaan SMKN 2 Solo, sangat strategis. Sehingga peserta UNP dari luar kota bisa menjangkau. Kemudian dari teknisi, SMKN 2 Solo juga sudah ada.
Terkait persiapan pelaksanaan UNP, menurut Aryo, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan Kepala Sekolah SMKN 2 Solo. Sedang untuk struktur kepanitiaan, masih nunggu dari pusat. Jadi, untuk siapa yang ditunjuk jadi panitia UNP belum ada.
''Sehingga kita masih menunggu dari pusat,'' ujarnya.
Pelaksanaan UNP menggunakan Computer Based Test (CBT). Bagi yang dulunya mengikuti UN belum menggunakan CBT, maka untuk UNP tetap menggunakan CBT.