REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli berharap dunia pers di Indonesia meningkatkan kualitas untuk kepentingan rakyat. Dia menilai, perkembangan pers belakangan ini condong ke pragmatisme.
Hal itu tampak dari porsi pemberitaan yang cenderung memihak pemodal daripada kepentingan kerakyatan. Menurut pakar ekonomi tersebut, perspektif demikian justru kurang sejalan dengan jati diri pers di Indonesia.
"Kadang-kadang, pers itu kaca matanya investor doang. Tapi enggak pernah kaca mata kerakyatan," ujar Menteri Rizal Ramli saat menghadiri perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2016 di Pantai Kuta Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (9/2).
Dia menjelaskan, hampir semua tokoh pendiri bangsa dulunya aktif di media massa. Dengan tulisan-tulisan yang disebarluaskan pers pada era itu, mereka mengobarkan semangat perjuangan Indonesia merdeka.
Karenanya, Menteri Rizal berharap pers Indonesia kini kembali membangkitkan semangat perjuangan untuk rakyat, bukan pemodal industri pers.
"Sudah waktunya kita kembalikan semangat dan elan bahwa pers itu pers perjuangan. Pers mesti berjuang untuk mengangkat harkat martabat bangsa," tukas dia.