Senin 08 Feb 2016 16:18 WIB

Libur Imlek, Penumpang KA Yogya Naik 15 persen

Rep: Yulinaningsih/ Red: Andi Nur Aminah
Penumpang kereta api
Foto: Republika/Yasin Habibi
Penumpang kereta api

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jumlah penumpang Kereta Api di Daerah Operasional (Daop) VI Yogyakarta selama libur  tahun baru Cina atau Imlek naik signifikan. Penumpang KA tujuan beberapa kota besar di Jawa dari Yogyakarta naik sekitar 15 persen sejak Ahad (7/2). 

Manajer Humas PT Kereta Api Daop VI Yogyakarta, Eko Budiyanto mengatakan, tingkat okupansi kereta api selama libur Imlek di Yogyakarta mencapai 95 hingga 100 persen. Hal ini naik 15 persen dibanding hari libur biasa. "Kenaikan cukup signifikan tetapi kita tidak mengoperasikan kereta tambahan. Kita hanya memaksimalkan rangkaian gerbong saja," ujarnya kepada Republika.co.id, Senin (8/2).

Menurut Eko, setiap kereta akan mengangkut 10 gerbong penumpang dengan dua gerbong makan dan pembangkit. Tidak semua kereta bisa dimaksimalkan dengan menambah gerbong. Dia mengatakan, ada beberapa yang tidak. Tetapi sebagian besar gerbong dimaksimalkan  baik ekonomi maupun eksekutif.

Eko mengatakan tingkat okupansi tertinggi di Daop VI adalah pada keberangkatan tanggal 7,8 dan 9 Februari. Setelah itu tingkat okupansinya kembali menurun hanya 70 hingga 80 persen saja. 

Meski naik signifikan, namun Eko mengatakan, tiket KA hingga Selasa (9/2) masih tesedia meski jumlahnya terbatas. Ini karena ada penumpang yang mengundur jadwal perjalanannya sehingga tiket masih tersedia. 

Meski begitu dia mengimbau agar masyarakat membeli tiket KA di loket resmi PT KAI. Apalagi kata dia, sepekan kemarin ada pencurian blanko tiket kereta siap cetak dari Cetak Tiket Mandiri (CTM) di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta. Sebanyal 515 tiket siap cetak hilang.  "Kita imbau masyarakat jangan tergiur tiket murah. Belilah di channel resmi kami, di luar channel resmi kami tidak bertanggungjawab," ujarnya.

Eko mengataka, Daop VI juga sudah memberlakukan penambahan biaya kelebihan barang bawaan di bagasi kereta. Setiap penumpang hanya diperbolehkan membawa 20 kilogram barang bawaan di bagasi. Jika lebih maka akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 10 ribu per kilogram untuk KA eksekutif, Rp 6 ribu per kilogram untuk KA Bisnis dan Rp 2 ribu per kilogram untuk KA ekonomi.

Selain KAI, tingkat okupansi hotel di Yogyakarta selama libur imlek juga naik signifikan. Menurut Sekretaris Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Dedy Pranowo Eryono, tingkat okupansi hotel di Yogya saat libur imlek mencapai 90 persen. "Naik lumayan, sampai 90 persen tingkatt okupansinya untuk semua ring hotel," ujarnya.

Kenaikan okupansi hotel tersebut terjadi pada 6 dan 7 Februari. Namun pada 8 dan 9 Februari tingkat hunian hotel menurun kembalii menjadi 55 persen. "Jadi selama Imlek memang naik sekitar 30 persen," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement