Ahad 07 Feb 2016 10:59 WIB

Presiden Minta Penanganan Cepat untuk WNI di Gempa Taiwan

Red: Nur Aini
Petugas SAR mencoba mengevakuasi korban dari gedung 17 lantai yang rubuh akibat gempa di Taiwan, Sabtu (6/2).
Foto: REUTERS/Pichi Chuang
Petugas SAR mencoba mengevakuasi korban dari gedung 17 lantai yang rubuh akibat gempa di Taiwan, Sabtu (6/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah meminta Kementerian Luar Negeri untuk melakukan penanganan secara cepat Warga Negara Indonesia yang menjadi korban gempa bumi di Taiwan pada Sabtu (6/2).

Juru Bicara Presiden, Johan Budi, melalui pesan singkatnya mengatakan Jokowi telah memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk dapat mengambil langkah yang diperlukan bagi WNI yang berprofesi sebagai Tenaga Kerja Indonesia maupun pelajar di Taiwan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan kementeriannya melalui Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei terus melakukan penyisiran dan berkoordinasi dengan otoritas di Taiwan.

"Penyisiran dilakukan di tiga rumah sakit yaitu Chimei Tainan Hospital, National Cheng Kung University Hospital dan Sinlau Christian Hospital," kata Retno.

Menurut Menlu, tim belum menemukan WNI yang menjadi korban gempa bumi. Selain itu, tim KDEI juga membuka Posko KDEI Peduli beralamat di Si Hua Street No 42-2, North District, Kota Tainan. Para WNI diharapkan dapat berkoordinasi dengan KDEI melalui nomor telepon +886973947516.

Gempa bumi berkekuatan 6,7 pada skala Richter telah merobohkan gedung 17-lantai dan merusak prasarana lain di Taiwan bagian selatan pada Sabtu dini hari. Lokasi terdampak gempa bumi yang paling parah berada di Kabupaten Tainan, berjarak sekitar 317 kilometer arah selatan Ibu Kota Taiwan, Taipei. Pusat gempa diperkirakan berada pada 36 kilometer di sebelah tenggara Yujing, dan berada pada kedalaman sekitar 10 kilometer, kata US Geological Survey.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement