REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kesehatan Provinsi NTB mengungkapkan jumlah kasus Demam Berdarah (DBD) meningkat menjadi 334 kasus. Pada akhir Januari, jumlah kasus hanya mencapai 208 kasus.
Wilayah yang paling banyak terkena kasus tersebut adalah Bima, Kabupaten Lombok Timur, dan Kota Mataram. Namun, sejauh ini belum ada yang meninggal. “Sekarang kasus DBD mencapai 334. Tidak ada yang meninggal,” kata Kepala Dinas Kesehatan, Eka Junaedi kepada wartawan di Kota Mataram, Sabtu (6/2).
Menurutnya, jumlah kasus DBD periode Januari dan awal Februari saat ini masih relatif rendah dibandingkan periode tahun lalu di bulan yang sama. Meski begitu, Dinkes terus waspada, sebab saat ini sudah memasuki puncak DBD.
Ia menuturkan, masyarakat harus waspada dan bergerak cepat apabila ada anggota keluarga yang terkena gejala DBD untuk diobati. Sebab, selama ini, kasus DBD yang menyebabkan meninggal dunia dikarenakan keterlambatan pengobatan.
Eka mengatakan, Dinkes terus waspada dan puskesmas dan rumah sakit di 10 kabupaten/kota terus siap siaga terhadap kasus DBD. Selain itu, partisipasi masyarakat selama ini relatif baik dalam pencegahan demam berdarah.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan selalu mengingatkan agar masyarakat yang mendapatkan gejala demam berdarah harus segera diobati.